REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Sodik Mujahid meminta Umat Islam di Indonesia tidak terpancing dengan penggalan puisi 'Ibu Indonesia' yang dibacakan oleh Sukmawati Soekarnoputri. Sodik menilai, Sukmawati tidak paham tentang ajaran Islam.
Akibatnya, puisi tersebut melecehkan Umat Islam, karena menyinggung cadar dan azan. "Sudah saya katakan itu karena Sukmawati belum bisa menikmati keindahan dan kesyahduan alunan azan dan alunan ayat-ayat Alquran," tegas Politikus Partai Gerinda, saat dihubungi melalui pesan singkat, Selasa (3/4).
Sodik menyatakan, tidak seharusnya Putri dari bapak Founding Fathers bangsa Indonesia itu membenturkan suatu budaya dengan agama. Sebab bagaimanapun juga sikap merendahkan syariat itu dinilainya bakal memancing ketersinggungan suatu umat beragama. Apalagi, bagi orang-orang beriman syariat seperti adzan dan ayat Al-Quran, kedudukan dan keindahannya di atas budaya seperti kidung.
Baca: Ini Tanggapan MUI Pusat Soal Puisi Sukmawati.
Bahkan, lanjut Sodik, ketika mukmin sedang beraktivitas mereka akan menghentikan kegiatannya saat mendengar azan serta langsung bergerak ke mesjid. "Ribuan orang mukmin bisa menangis ketika mendengar azan dan ayat Alquran. Wajar jika Umat Islam merasa dilecehkan karenanya," tambahnya.
Kemudian, Sodik menilai pemahaman agama Sukmawati dengan ayahnya berbeda. Menurutnya, meski Soekarno bersikap nasional dalam pandangan politik, namun dalam pemahaman syariatnya terbilang sangat baik.
Puisi yang dibacakan Sukmawati sendiri sudah beredar viral di dunia maya. Puisi tersebut dibacakan di ajang Indonesia Fashion Week 2018, Jakata Convention Centre, Rabu (28/3). Hingga berita ini diturunkan, Republika.co.id belum mendapatkan klarifikasi atau konfirmasi dari Sukmawati.
Berikut puisi yang dibacakan Sukmawati:
Ibu Indonesia
Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia
Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi
Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.