REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PT KAI Daop 6 Yogyakarta mengungkapkan rencana penggantian Kereta Rel Diesel (KRD) dengan Kereta Rel Listrik (KRL) Yogyakarta-Solo. Rencana penggantian dilakukan untuk menaggapi animo masyarakat yang sangat tinggi terhadap Prambanan Ekspress (Prameks).
Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto menuturkan, program ini sebenarnya sudah digagas Kementerian Perhubungan sejak 2015 lalu. Namun, selama dua tahun sempat alami kebuntuan walau sudah dilakukan lelang pengadaan tiang beton listrik aliran atas.
Ia menerangkan, Prambanan Ekspress sendiri setiap hari bisa melayani 21 perjalanan dengan penumpang sekitar 16 ribu. Setiap hari, jumlah penumpang yang begitu banyak membuat tidak jarang tiket habis dan masyarakat yang tidak kebagian terpaksa berganti moda transportasi.
Terlebih, untuk satu rangkaian Prambanan Ekspress hanya bisa mengangkut 500-800 penumpang. Menurut Eko, keluhan itu akan dijawab dengan menggantinya ke KRL, yang untuk tempat duduk saja sudah bisa menampung sekitar 800-an orang.
"Selain itu, KRL tidak polusi karena menggunakan listrik, kapasitas angkut lebih banyak, kecepatan lebih tinggi dan tepat waktu," kata Eko di Balai Yasa Yogyakarta, Kamis (5/4).
Senada, Kepala Balai Yasa Yogyakarta, Denny Haryanto menjelaskan, kehadiran KRL ini akan menjadi solusi bagi tingginya minat masyarakat yang biasa menggunakan Prambanan Ekspress. Terlebih, tempat duduknya sehingga memungkinkan kapasitas angkut yang lebih banyak.
"KRL juga ramah lingkungan, dan performa untuk mencapai kecepatan tinggi lebih cepat," ujar Denny.