Ahad 10 Aug 2014 18:45 WIB

Yogyakarta-Solo akan Dilayani KRL

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan, mengatakan realisasi kereta rel listrik relasi Kutoarjo-Solo menunggu pemasangan jaringan listrik aliran atas di sepanjang jalur tersebut. "Selama jaringan listriknya sudah ada, maka kami akan siap mengoperasionalkan kereta rel listrik (KRL)," kata Jonan di Yogyakarta, Ahad (10/8).

Menurut dia, operasional KRL untuk melayani penumpang lokal akan sangat efisien karena bisa mengangkut lebih banyak penumpang dibanding kereta komuter yang ada saat ini. Selain itu, operasional kereta komuter bermesin diesel seperti kereta Prambanan Ekspres (Prameks) sangat rentan mengalami kerusakan.

"Kapasitas angkut di tiap gerbong KRL bisa mencapai 200 orang. Jika setiap KRL memiliki delapan gerbong, maka kapasitas angkutnya bisa mencapai 1.600 orang," katanya.

KRL tersebut akan sangat efisien jika dijalankan secara rutin satu jam sekali, atau minimal 15 kali perjalanan pulang pergi antara Kutoarjo-Yogyakarta-Solo. Berdasarkan data di PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta, rata-rata penumpang kereta Prameks adalah 8 ribu hingga 9 ribu orang per hari.

Jonan menambahkan, KRL yang nantinya dimanfaatkan di Yogyakarta berasal dari KRL yang ada di Jabodetabek. "Nanti bisa dibangunkan boarding sendiri sehingga tidak mengganggu arus penumpang jarak jauh di stasiun," katanya.

Selama ini, angkutan komuter di Yogyakarta dilayani oleh Kereta Prameks dan Sriwedari. "Mulai tahun depan, akan ada tambahan cadangan dan tiket Prameks bisa dibeli satu bulan sebelumnya. Pembelian dilakukan untuk tiket pulang-pergi. Jika sudah ada KRL maka sistemnya diganti dengan kartu seperti di Jabodetabek," katanya.

Selain KRL, PT KAI juga akan terus membangun jalur ganda di jalur selatan, khususnya untuk menghubungkan Kroya hingga Purwokerto dan Solo hingga Surabaya. "Pembangunan jalur ganda diperkirakan membutuhkan waktu dua tahun. Pembangunan dimulai tahun depan sehingga pada 2017 sudah bisa diselesaikan," katanya.

Sementara itu, Executive Vice President (EVP) PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta Susi Muniwati mengatakan, kapasitas angkut untuk kereta komuter masih terbatas. "Kami pun sering menolak penumpang karena batas maksimal angkutan komuter adalah 150 persen," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement