Jumat 06 Apr 2018 13:03 WIB

Kecelakaan Penerbangan Militer AS Melonjak

Lonjakan ini terjadi setelah Trump berencana mengirim Garda Nasional ke perbatasan

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nidia Zuraya
Markas Pentagon.
Foto: AP Photo/Charles Dharapak
Markas Pentagon.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Militer AS tengah mengalami lonjakan insiden kecelakaan penerbangan. Lima tentara dilaporkan tewas dalam empat kecelakaan udara militer, hanya dalam waktu kurang dari dua hari di pekan ini.

Insiden-insiden tersebut terjadi tepat setelah Gedung Putih mengumumkan rencana untuk mengerahkan Garda Nasional dalam upaya untuk mengamankan perbatasan AS-Meksiko. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan mengenai apakah pengerahan pasukan ini akan membebani pendanaan Pentagon untuk mencegah terjadinya kecelakaan penerbangan lainnya.

Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan prioritas utamanya adalah memastikan militer AS memiliki kemampuan yang mematikan dan siap bertarung. Dengan demikian, ia menjamin pendanaan yang stabil untuk pelatihan, peralatan, dan pemeliharaan yang diharapkan dapat mengurangi jumlah kecelakaan penerbangan.

Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mendorong Pentagon agar mengerahkan pasukan guna mengamankan perbatasan, dapat menekan dana yang ingin dialokasikan Mattis untuk pelatihan tentara dan pemeliharaan peralatan.

Meski militer tidak mengatakan bahwa rendahnya pendanaan secara langsung dapat menyebabkan kematian tentara, namun mereka mengaku membutuhkan lebih banyak uang untuk melatih pilot dengan benar. Selain itu mereka juga harus mengganti dan memperbaiki pesawat yang telah menua, serta memberikan keterampilan perawatan terhadap personil untuk mempertahankan pesawat-pesawat tersebut.

Komandan Korps Marinir Robert Neller mengatakan pada awal Maret lalu, militer AS akan meningkatkan jam terbang untuk para pilotnya dan menambah pelatihan bagi personil pengelolaan pesawat. Menurutnya, dari 12 insiden Kelas A yang dialami Korps Marinir tahun lalu, kondisi material pesawat bukan merupakan alasan kecelakaan di hampir semua kasus.

Pada Kamis (5/4), juru bicara Pentagon Dana W White mengatakan pemerintah belum memutuskan dari mana Departemen Pertahanan akan mendapatkan dana untuk mengerahkan Garda Nasional di perbatasan. Namun dia menegaskan, dana tidak akan diambil dari Pentagon, yang selama ini digunakan untuk menopang program pelatihan dan pemeliharaan peralatan.

"Keamanan perbatasan adalah keamanan nasional, dan kami condong ke depan untuk mendukung presiden dalam maksud dan tujuannya, tetapi kesiapan tetap menjadi prioritas utama kami. Saya dapat meyakinkan Anda, sumber daya kami akan tetap didedikasikan untuk para pejuang perang kami," ujar White, seperti dilaporkan The Washington Post.

Ia menambahkan, Pentagon akan membentuk sel operasi khusus yang akan mengkoordinasikan upaya untuk mengamankan perbatasan dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri. Militer pertama-tama harus menerima persyaratan untuk membentuk misi sebelum memutuskan sumber pendanaan, jumlah pasukan, dan waktu pengerahan.

Mac Thornberry, ketua Komite Layanan Bersenjata House, mengatakan dia tidak ingin upaya penjagaan keamanan di perbatasan menarik dana dari militer AS. "Saya sepenuhnya mendukung lebih banyak penjagaan keamanan di perbatasan. Tapi kita tidak perlu merampok militer," kata Thornberry dalam sebuah wawancara dengan Wichita Falls Times Record News.

Thornberry, yang bekerja bersama Mattis, telah memimpin upaya untuk meningkatkan pendanaan bagi militer AS. Rancangan pengeluaran omnibus terbaru telah diajukan, termasuk dana sebesar 47,4 miliar dolar AS untuk memperbarui pesawat lama, mengganti pesawat rusak, dan merekrut serta melatih lebih banyak pilot dan mekanik.

Thornberry mengatakan pendanaan itu diperlukan untuk mengatasi masalah perawatan dan suku cadang. Tercatat saat ini pesawat Angkatan Laut yang bisa terbang hanya kurang dari separuh dan 80 persen unit penerbangan Angkatan Laut tidak memiliki jumlah minimum pesawat dasar yang siap pakai.

Pentagon sebelumnya pernah menggunakan anggaran operasi dan pemeliharaannya untuk mengerahkan Garda Nasional ke perbatasan.

Presiden George W Bush mengirim Garda Nasional ke perbatasan AS-Meksiko dari 2006 hingga 2008 dan menelan biaya total 1,2 miliar dolar AS. Menurut Government Accountability Office, biaya itu termasuk biaya operasi dan pemeliharaan sebesar 120 dolar AS per orang per hari.

Tiga dari empat insiden kecelakaan yang melibatkan pesawat dari Korps Marinir pekan ini, telah menyebabkan kerugian sebesar 2 juta dolar AS terkait kerusakan, korban jiwa, atau korban cacat permanen. Sebuah helikopter Super Stallion Marine CH-53E jatuh pada Selasa (3/4) setelah menjalani misi pelatihan rutin di dekat El Centro, Kalifornia, dan menewaskan seluruh awaknya yang berjumlah empat orang.

Di hari yang sama, dalam latihan militer di Djibouti, Afrika Timur, sebuah helikopter Marine CH-53E juga mengalami kerusakan saat pendaratan. Sementara sebuah jet Marine AV-8B Harrier dilaporkan jatuh setelah pilot berhasil keluar. Komando Pusat Angkatan Laut AS kemudian membatalkan sisa masa latihan dalam menanggapi insiden yang tidak menyebabkan korban jiwa ini.

Pada Rabu (4/4) pagi, seorang pilot Angkatan Udara tewas ketika jet tempur F-16 yang dibawanya jatuh di atas Nevada. Pilot itu adalah anggota Thunderbirds elit, skuadron aerobatik terbang yang ada di seluruh dunia. Angkatan Udara AS memutuskan untuk membatalkan partisipasi Thunderbirds dalam pertunjukan udara yang akan diselenggarakan di Kalifornia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement