Jumat 06 Apr 2018 18:36 WIB

Syafruddin Tunjuk Masjid UB Sebagai Pusat Peradaban

Saat ini perkembangan masjid di Indonesia sangat pesat dengan total 800 ribu masjid.

Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri), Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Syafruddin.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri), Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Syafruddin.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol Drs H Syafruddin menunjuk Masjid Raden Patah di Universitas Brawijaya (UB), Kota Malang, Jatim sebagai salah satu pusat peradaban Islam, khususnya di wilayah Indonesia Timur.

"Daerah yang menjadi fokus kami untuk dikembangkan sebagai pusat peradaban Islam adalah di Cirebon dan Jatim, atau di Surabaya dan Malang dengan fokus riset adalah Wali Songo karena jualannya cepat sekali, yang akan kami combain dengan Sunan Kalijaga," kata Syafruddin, Jumat (6/4).

Syafruddin yang juga Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) itu sengaja datang ke Malang untuk meresmikan Masjid Raden Patah, dan sempat melakukan diskusi terkait perkembangan masjid di Indonesia. Dia mengatakan, perkembangan masjid di Indonesia saat ini cukup tinggi, dengan jumlah yang ada sudah sekitar 800 ribu masjid, sehingga sangat bagus dijadikan tempat berkembangnya peradaban Islam, sekaligus kajian dan multifungsi lainnya.

"Ada dua negara di dunia yang perkembangan masjidnya tidak diatur dan dikontrol oleh pemerintah, yakni di Indonesia dan Pakistan. Namun di sini lebih beruntung karena lokasinya aman dan makmur," tuturnya.

Menanggapi hal itu, Rektor UB Prof Mohammad Bisri mengakui, di bagian Masjid Raden Patah akan dibangun museum pusat peradaban Islam, dengan mendatangkan beberapa Mushaf Quran yang ditulis tangan. "Untuk membahas hal itu, kami akan bentuk tim kecil untuk berdiskusi mengenai keberadaan museum pusat peradaban Islam tersebut," kata dia.

Selain keberadaan mushaf Alquran, kata Bisri, juga akan diruntut perjalanan sembilan wali atau Wali Songo yang digambarkan secara jelas di museum, dan keberadaan museum dibuka secara umum dan gratis. "Kami sudah membicarakannya dengan Takmir Masjid Raden Patah, dan memang akan dibentuk tim kecil untuk hal itu," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ ۩ۗ
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.

(QS. Al-Hajj ayat 18)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement