REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin Kambo melakukan serangkaian kegiatan setibanya di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat yang salah satunya berziarah ke Makam Imam Lapeo.
"Senang rasanya bisa berkunjung kembali ke sini (Polman) dan berziarah ke makam ulama kharismatik Imam Lapeo," ujar Komjen Pol Syafruddin didampingi Kapolda Sulbar Brigjen Pol Baharuddin Djafar di Sulbar, Sabtu.
Wakapolri yang tiba di Polman, Sulbar sejak pukul 07.30 Wita dengan menggunakan helikopter itu langsung berkunjung ke makam Imam Lapeo dengan didampingi para Muspida Polman.
Bukan cuma ke makam Imam Lapeo, Komjen Pol Syafruddin Kambo yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu mengunjungi masjid Imam Lapeo.
Selain mengunjungi masjid dan berziarah ke makam Imam Lapeo, Ketua DMI itu juga menyerahkan bantuan lainnya serta menyerahkan Alquran.
Berdasarkan literatur yang didapatkan, makam Imam Lapeo di sisi utara Masjid Nuruttaubah di Lapeo, lebih disebut dengan sebutan `Masigi Lapeo' hingga kini masih menjadi tujuan ziarah dan wisata spiritual di Sulbar.
Masjid itu dikenal dengan menaranya menyerupai arstitektur Istambul, sehingga Imam Lapeo juga disapa dengan nama "Kanne Ambol", yakni orang yang pernah menngunjungi Istambul, peralihan sebutan Istambul ke Ambol. Selain makna lainnya, "Ambol", yakni jangan coba-coba bertetangan dengan Imam Lapeo, nanti mendapatkan teguran secara langsung.
Imam Lapeo lahir dengan nama unik, Junaihin Namli, yang berarti sayap semut, di Pambusuang Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polman, tahun 1838. Dikenal sebagai ulama kharismatik, penyebar ajaran Islam di Sulselbar khususnya di Tanah Mandar.
Saat menyebar Islam, dikenal sebagai KH Muhammad Thahir atau yang lebih masyhur Imam Lapeo. Nama Lapeo yang melekat pada Imam Lapeo diambil dari nama kampung di Kecamatan Campalagian, sekira 287 kilometer dari Makassar dan 33 Km dari Kota Polewali.
Selain silsilahnya bertalian dengan bangsawan di Mandar, nasab dalam diri Imam Lapeo bersambung hingga Sunan Maulana Malik Ibrahim, salah seorang wali Walisongo yang menjadi penyebar agama Islam di Gresik.