Senin 09 Apr 2018 03:03 WIB

Tim Investigasi Disdik Jabar Beri 4 Rekomendasi Soal USBN

Menurut Hasan, sekolah yang dikunjungi rata-rata tak menemukan adanya soal yang bocor

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)
Foto: Rahmad/Antara
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim yang dibentuk oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, telah selesai melakukan investigasi. Menurut Ketua Tim Investigasi USBN, Hasan R Husen, tim telah melakukan klarifikasi dengan melakukan investigasi mengunjungi 5 sekolah. Yakni, SMA 16, SMA 5, SMA 3, SMA 20 dan SMA Yahya.

"Hasilnya, dari 4 sekolah rata-rata pernah mendengar adanya rumor soal bocor dengan sumbernya dari Medsos," ujar Hasan kepada wartawan akhir pekan lalu.

Menurut Hasan, sekolah yang dikunjungi rata-rata tak menemukan adanya soal yang bocor. Tim pun, tak menemukan. "Jadi sulit mengatakan betul bocor atau tidaknya. Ini rame karena ada di Medsos seperti Whatsapp, line," katanya.

Tim pun, kata dia, mencoba menyusuri hasil pengerjaan anak untuk membuktikan dugaan kebocoran tersebut. Karena, kalau siswa berusaha manfaatkan soal yang bocor pasti hasilnya akan bagus-bagus.

"Ternyata, distribusi nilainya juga normal enggak ada yang mencolok. Jadi, gimana kita buat kesimpulan, dari mana bocornya," kata Husen.

Saat melakukan investigasi, menurut Husen, tim hanya menemukan ada seorang siswa yang tertangkap tangan saat tes pelajaran geografi. Anak tersebut, saat mengerjakan USBN terlihat mencurigakan.

Kemudian, panitia memerikasa bangku siswa tersebut ternyata dibawah mejanya ada hp dalam keadaan menyala. Siswa tersebut, mencontek jawaban melalui handphone.

"Anak itu, saat ujian mata pelajaran geografi belum menyelsaikan soalnya tapi keburu ketahuan jadi langsung disita dan nilainya nol," katanya.

Husen mengatakan, walaupun tak menemukan kebocoran tapi tim memberikan empat rekomendasi. Pertama, tak menutup kemingkinan standar operation prosedure (SOP) ada kekurangan makanya akan di review.

Kedua, dalam semua kegiatan ujian pengawasan harus dilakukan ketat. Ketiga, tahun depan USBN juga harus berbasis komputer agar minim terjadi kebocoran. Karena, soal yang masuk akan langsung diacak operator.

Terakhir, kalau nanti sangat dibutuhkan dan kalau ada pihak-pihak yang menemukan kemungkinan kriminal maka akan ditindaklanjuti dan diproses secara hukum. "Kami tak ada temuan sama sekali," katanya.

Tapi, kata dia, kalau masih penasaran akan dikumpulkan semua Kepala sekolah dan dilihat nilai siswa semua sekolah distribusinya seperti apa. "Kalau normal saja berarti kecil kemungkinan terjadi. Kalau nilainya bagus semua dan di luar kebiasaan itu pasti ada sesuatu," katanya.

Saat ditanya tentang dugaan FAGI Kota Bandung adanya maladminstrasi dalam penyusunan soal, Kepala Dinas Pendidikan Jabar Ahmad Hadadi mengatakan, Jabar hanya mengambil porsi soal 20 persen oleh pusat. Sisanya disusun oleh perkumpulan guru mata pelajaran.

"Kami hanya harmonisasi agar tak ada yang aneh," kata Hadadi.

Menurut Hadadi, Disdik Jabar memang melibatkan semua dalam proses pendistribusian soal. Hal ini dilakukan, agar jangan sampai ada soal-soal yang membahayakan dan KCD (kepala cabang dinas) harus ikut bertanggung jawab.

"Sebelum melibatkan semua, kami sudah membuat fakta integritas agar jangan sampai ada bocoran soal," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement