Kamis 23 Mar 2017 18:18 WIB

Mendikbud Janji Tindak Bimbel 'Nakal' Pembocor Soal USBN

Red: Bilal Ramadhan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Muhadjir Effendy berudiensi saat melakukan kunjungan di kantor Harian Republika di Jakarta, Rabu (24/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Muhadjir Effendy berudiensi saat melakukan kunjungan di kantor Harian Republika di Jakarta, Rabu (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berjanji akan menindak bimbingan belajar nakal yang membocorkan soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) di Jakarta.

"Kalau memang terdapat bukti - bukti kuat, bimbel yang menjadi biang pembocor yang membocorkan atau pihak manapun pasti kita proses secara hukum," ujar Muhadjir saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (23/3).

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menduga bahwa pembocor soal USBN adalah bimbingan belajar. Dalam laporan FSGI terungkap bahwa para siswa memperoleh bocoran dengan membeli dari bimbel yang berinisial Q dan IS.

Kisaran harga bocoran soal itu adalah Rp10 jutaan untuk enam paket kunci jawaban, esai maupun pilihan ganda. Umumnya para siswa berkelompok, sehingga bisa patungan antara Rp 100 ribu-Rp 150 ribu per orang. Kelompok maksimal yang bisa ditoleransi adalah 70 orang per kelompok.

"Kami segera akan menindaklanjuti temuan tersebut," cetus dia.

Sekjen FSGI, Retno Listyarti, Modus pembocoran sama polanya dengan pembocoran kunci jawaban UN selama ini, yaitu kunci jawaban dikirim melalui aplikasi whatsApp dan line.

"Bedanya, kalau UN baru dikirim beberapa jam menjelang soal diuji, tetapi USBN siswa sudah memperolehnya satu hari sebelumnya, tidak hanya jawaban pilihan ganda, tetapi juga jawaban esai lengkap dengan qlue soal sesuai paket yang diterima siswa bersangkutan. USBN menyediakan empat paket soal, yaitu dua paket soal utama dan dua paket soal susulan," cetus Retno.

Kondisi berbeda dialami saat Ujian Sekolah (US) yang dilaksanakan secara bersamaan, namun US tidak mengalami kebocoran. Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa guru dan sekolah bukanlah pelaku pembocor soal. Guru Indonesia masih memiliki integritas.

"US dibuat guru sekolah yang bersangkutan, disusun dan dipersiapkan dalam waktu yang cukup. Tidak pernah ada cerita bahwa seorang guru akan membocorkan soal yang dibuatnya sendiri," kata Retno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement