Selasa 10 Apr 2018 12:55 WIB

Perpustakaan Puisi Esai di Facebook Diluncurkan

dalam perpustakaan Puisi Esai itu ada enam katalog

facebook
Foto: the independent
facebook

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Jangan sepelekan efek politik dari air mata para ibu. Apalagi ibu yang mencari anaknya yang hilang paksa karena kasus politik. Daya tahan dan pengorbanan yang ikhlas dilakukan para ibu itu luar biasa. Bahkan air mata para ibu itu dapat menumbangkan rezim politik.

 

Demikianlah Denny JA mengkisahkan buku puisi esai yang baru direvisinya berjudul 'Kutunggu di Setiap Kamisan: Kisah Cinta yang Terselip di 400 Kamis seberang Istana'.

 

Menurut Denny, buku tersebut soal dramatisasi kisah cinta dalam aksi kamisan yang masih berlangsung. Mereka mencari anak dan keluarga yang hilang dalam kasus 98 dan tahun 60an. Aksi ini banyak mendapat inspirasi dari aksi para ibu di Plaza de Mayo, Argentina, yang legendaris.

 

Buku puisi esai terbaru Denny JA dipublikasi sebagai tanda diluncurkannya perpustakaan puisi esai di Facebook. Cukup masuk ke //Facebook// dan ketik saja Perpustakaan Puisi Esai di bagian searching (fasilitas mencari), pembaca langsung tiba di perpustakaan itu.

 

Denny menururkan, dalam perpustakaan Puisi Esai itu ada enam katalog berisi puluhan buku puisi esai, yang ditulis oleh puluhan penyair dari Aceh hingga Papua.

 

Dalam perpustakaan ini, juga dapat dilihat puisi esai dalam bentuk animasi video, teater dan film. Ujar Denny, dalam perpustakaan //Facebook// itu, pembaca bahkan dapat menonton film Hanung Bramantyo yang menerjemahkan puisi esai Denny dalam serial film durasi 40 menit.

 

Dalam katalog teater, pembaca juga dapat menonton /Poetry Reading// puisi esai oleh Sutardji Calzoum Bachry, Putu Wijaya dan Ninik L Karim. Bahkan dari //Facebook// itu pembaca dapat menonton teater selama dua jam, ketika puisi esai dipentaskan di Yogyakarta.

 

Ke depan, kata Denny, perpustakaan puisi esai akan dilengkapi oleh buku panduan puisi esai untuk sekolah, kumpulan puisi esai yang ditulis anak SMP, SMA, universitas tentang lingkungan mereka. 

 

Juga akan dipublikasi di sana program yang kini sedang kontroversi: 170 penyair/penulis mengekspresikan batin Indonesia di 34 provinsi melalui 34 buku puisi esai.

 

Mengapa memilih Facebook sebagai perpustakaan puisi esai? Sambil berseloroh Denny berkata bahwa 'Negara Facebook' sekarang penduduknya lebih banyak dibanding penduduk negara Cina. "Perpustakaan di Facebook akan mudah diakses oleh siapa pun, kapan pun, di mana pun sejauh ada internet," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (10/4).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement