REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat Politik yang juga Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti menyebut elektabilitas Prabowo Subianto masih belum kembali menjulang. Padahal, sudah ada beberapa partai yang mendukung di belakangnya.
“Pada elektabilitas Prabowo sendiri yang nampaknya belum jauh beranjak dari angka 25 persen. Padahal, setidaknya sudah ada tiga partai yang mendukungnya, dan ditambah dengan barisan umat Islam. Tapi, elektabilitas tak juga naik,” kata Ray, Kamis (13/4).
Dia mengatakan, di saat yang bersamaan, makin marak dan tinggi intensitas serangan terhadap Jokowi, usungan partai pro pemerintah dengan nuansa negatif. Hal itu berdampak kepada suara Jokowi yang bukannya menurun, malah justru semakin bertambah.
“Suara Jokowi tidak turun, tapi merambat naik. Sementara Prabowo statis dan punya kecenderungan malah turun,” ungkapnya.
Sementara itu, ia juga melihat permasalahan lain pada kubu Partai Gerindra, yakni tak adanya calon wakil peresiden yang menarik dan dapat mendulang suara bagi Prabowo.
“Belum selesai pada Prabowonya, calon wakil Prabowo juga belum terlihat ada yang menarik. Bahkan hampir semua nama yang digadang-gadang menjadi cawapres Prabowo adalah mereka yang umumnya mengail suara pemilih Prabowo sendiri,” kata dia.
Oleh sebab itu, kata dia, kemungkinan bila hal itu terjadi, pertambahan suara kepada pasangan Prabowo tak akan naik signifikan. Dia menyarankan agar menarik tokoh lain untuk membantunya menaikkan suara lagi.
“Saya melihat figur yang kemungkinan besar akan banyak membantu naiknya suara Prabowo ada pada AHY atau Muhaimin. Tapi masalah lainnya adalah, Muhaimin sudah menyatakan diri melamar menjadi cawapres Jokowi. Sementara AHY adalah figur militer, profesi yang sama dengan Prabowo,” kata dia.
Hal itu juga masih menjadi sangat gamang, kata dia. Sebab saat ini, perkoalisian juga masih belum jelas kemana arahnya dari masing-masing partai. “Dan tentunya, penerimaan partai koalisi atasnya masih tanda tanya,” ungkapnya.