REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pemuda yang terjun dan berkeinginan masuk dalam dunia politik agar mampu menjunjung budaya politik yang memiliki etika. Budaya politik di Indonesia harus dilakukan dengan penuh kesantunan.
"Bukan politik yang membawa perpecahan, bukan politik yang saling menghujat, bukan politik yang saling mencela, bukan politik yang saling memaki. Itu bukan budaya politik Indonesia," kata Jokowi saat menghadiri peringatan hari lahir (Harlah) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ke-58, di Kota Bandung, Selasa (17/4).
Jokowi menjelaskan, budaya politik di Indonesia sejak dulu adalah budaya politik yang penuh etika dan kesopanan. Jika ada pihak tertentu yang mengajak pemuda untuk memiliki budaya politik yang menghujat sebaiknya dihindari. Jangan mau diajak ke arah politik seperti itu.
Di sisi lain, Jokowi meminta para pemuda bisa bersikap optimistis dengan kemajuan yang dialami negara Indonesia. Rasa optimisme ini harus muncul karena negara lain saja melihat ada perkembangan yang baik dari Indonesia dalam hal perekonomian.
"Dari hitung-hitungannya Bank Dunia, hitung-hitungan dan kalkulasi Bappenas, menunjukkan bahwa di tahun 2030 kita akan menjadi 10 besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia," ujar Jokowi.
Jika hitungan tersebut bisa dijabarkan oleh pemerintah dengan dukungan dari masyarakat maka Indonesia bahkan bisa masuk dalam jajaran tujuh besar negara dengan perekonomian terbaik pada 2045. "Jadi saya titip sekali lagi marilah kita bangun optimisme yang kuat. Sehingga apa yang dikalkulasi, apa yang sudah dihitung oleh Bank Dunia, Bappenas betul-betul menjadi sebuah kenyataan."
Jokowi juga meminta agar para pemuda mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan global khususnya revolusi 4.0 yang sudah di depan mata. Era robotik, perkembangan informasi, teknologi yang semakin canggih membuat semua pihak harus mempersiapkan diri menghadapi era digital tersebut.