Jumat 20 Apr 2018 02:06 WIB

Panglima TNI: tak Ada Toleransi Bagi Prajurit tak Netral

Itu karena politik TNI dan Polri adalah politik negara.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Gita Amanda
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) berbincang dengan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) berbincang dengan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto berpesan kepada seluruh prajuritnya untuk menjunjung netralitas sebagai pelaksanaan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Menurutnya, tak ada toleransi bagi plajurit yang melanggar netralitas.

"Tidak ada toleransi bagi prajurit pelanggar netralitas tersebut. Untuk itu, pegang teguh misi utama, yakni Pilkada serentak tahun 2018 dan tahapan Pemilu 2019 harus sukses," ujar Hadi dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (19/4) lalu.

Panglima TNI menyampaikan, sudah menjadi tugas TNI dan Polri untuk menjamin kelancaran, keamanan dan kesuksesan Pilkada serentak 2018 maupun tahapan Pemilu 2019. Tugas-tugas tersebut meliputi pengamanan distribusi logistik dan pengamanan saat masa kampanye, pelaksanaan dan penetapan hingga pascapenetapan, terutama jika didapati adanya sengketa hasil Pilkada.

"Semuanya harus berjalan tertib dan aman serta konstitusional. Dengan banyaknya institusi yang terkait dan terlibat dalam penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut, diperlukan koordinasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait lainnya," kata dia.

Menurut Hadi, hal yang tak kalah penting adalah netralitas TNI-Polri harus dipegang teguh. Itu karena politik TNI dan Polri adalah politik negara. "Bagi prajurit TNI, hanya ada satu komando tegak lurus dari Panglima TNI, tidak ada komando atau perintah dari pihak lain," tegasnya.

Di sisi lain Panglima TNI mengatakan, anggota TNI-Polri yang bertugas di wilayah Sumatera Utara patut merasa terhormat dan bangga. Ia berkata demikiam karena mereka mendapat kepercayaan untuk mendedikasikan pengabdiannya di wilayah yang luas dengan permasalahan yang kompleks dan menuntut pengabdian yang tulus.

"Tidak banyak prajurit mendapatkan kesempatan dan pengalaman yang sangat berharga seperti ini," sebutnya.

Hadi mengaku paham, bertugas di Sumatera Utara tidak ringan karena memiliki keunikan dan tantangan tersendiri. Di pundak para prajuritnya itulah eksistensi, kedaualatan, dan keutuhan NKRI dipertaruhkan. Itu karena banyak jalan dan potensi yang dapat mengganggunya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement