Senin 23 Apr 2018 14:02 WIB

Malaysia Rilis Foto Pelaku Pembunuhan Ilmuwan Palestina

Kepolisian Malaysia mengeluarkan peringatan di perbatasan untuk mencegah pelaku kabur

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
Penembakan  (ilustrasi)
Foto: Reuters/Joshua Lott
Penembakan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Polisi Malaysia pada Senin (23/4) merilis foto para pelaku yang diduga menembaki seorang pria Palestina di Kuala Lumpur. Kepolisian Malaysia juga telah mengeluarkan peringatan di setiap titik perbatasan untuk mencegah tersangka melarikan diri.

Kepala polisi Malaysia Mohamad Fuzi bin Harun mengatakan, foto para tersangka didasarkan dari keterangan saksi. Fuzi menjelaskan, tersangka yang terdiri atas dua orang tersebut memiliki ciri fisik menyerupai orang Eropa atau Timur Tengah. Mereka memiliki tinggi sekitar 180 cm.

Kedua tersangka melakukan aksinya dengan mengendarai sepeda motor berwarna gelap. Sepeda motor itu kemungkinan merek BMW atau Kawasaki. Keduanya membawa ransel dan memakai jaket serta helm hitam. Foto yang disebarkan kepolisian Malaysia menunjukkan seorang tersangka mengenakan helm dan kacamata.

Pada Sabtu (21/4), seorang warga Palestina yang bernama Fadi al-Batsh ditembak sebanyak 14 kali oleh dua pria yang mengendarai sepeda motor. Insiden ini membuat Batsh tewas di tempat.

Pemeriksaan forensik menemukan bahwa korban meninggal karena luka di kepala dan tubuhnya. Sebanyak 14 peluru ditemukan.

"Kami akan mengirimkan beberapa peluru yang dikumpulkan ke ahli analisis kami untuk menentukan jenis senjata apa yang digunakan dalam pembunuhan keji ini," kata Fuzi.

Fuzi mengaku tidak yakin apakah para pelaku masih berada di Malaysia. "Kami tidak bisa menutup pintu keluar kami dan kami tidak memiliki informasi lain selain dari foto itu," katanya.

Wakil Perdana Menteri Ahmad Zahid Hamidi pada Sabtu mengatakan, para tersangka diyakini orang Eropa yang memiliki hubungan dengan agen intelijen asing.

Hamas menuduh agen mata-mata Israel, Mossad, membunuh Batsh. Hamas mengatakan, Batsh merupakan anggota kelompok mereka.

Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman menepis klaim peran Mossad dalam pembunuhan itu. Ia mengatakan, kemungkinan besar Batsh terbunuh sebagai bagian dari perselisihan internal Palestina.

Keluarga Batsh meminta mayat keluarganya dimakamkan di Gaza.

Mossad telah dituduh melakukan beberapa pembunuhan besar-besaran yang melibatkan warga Palestina di seluruh dunia, meskipun Israel secara konsisten membantah tuduhan tersebut.

Agen mata-mata itu dituduh mengeksekusi pembunuhan komandan militer Hamas Mahmoud al-Mabhouh di kamar hotelnya di Dubai pada 2010. Pada 2016, Hamas menyalahkan Mossad atas pembunuhan seorang warga Tunisia yang merupakan sebagai salah satu ahli drone-nya.

Dalam beberapa pekan terakhir, ketegangan meningkat di perbatasan Gaza-Israel. Warga Palestina melakukan aksi protes menuntut hak untuk kembali ke rumah-rumah mereka di Israel.

Israel menggunakan kekerasan dalam aksi demonstrasi ini. Akibatnya, 35 orang Palestina tewas. Israel mengatakan, mereka melindungi perbatasannya dan mengambil tindakan karena para pengunjuk rasa terlalu dekat dengan pagar perbatasan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement