Rabu 25 Apr 2018 22:59 WIB

Mbah Din Buntet Dikenang Sebagai Sosok yang Ikhlas

Mbah Din itu kiai yang teduh. Duduk bersamanya saja kita sudah merasa damai, bahagia.

Red: EH Ismail
KH Nahduddin Royandi Abbas (Mbah Din, tengah berpeci hitam) saat bersilaturahim dengan Majelis Ilmu dan Dzikir Sembilan Bintang Masjid Islamadina di Buntet Pesantren, April 2017.
Foto: Republika/EH Ismail
KH Nahduddin Royandi Abbas (Mbah Din, tengah berpeci hitam) saat bersilaturahim dengan Majelis Ilmu dan Dzikir Sembilan Bintang Masjid Islamadina di Buntet Pesantren, April 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sesepuh Pondok Buntet Pesantren Cirebon, Jawa Barat, KH Nahduddin Royandi Abbas (Mbah Din) wafat di London, Inggris, Rabu (25/4). Keluarga mengenang Kiai kharismatik berusia 84 tahun itu sebagai sosok yang ikhlas, rendah hati, dan penyayang orang miskin.

“Beliau itu juga pejuang hizbullah. Kalau memberikan wejangan kepada keponakan-keponakannya selalu tak lupa mengingatkan agar kita selalu berbuat ikhlas dan tawadhu (rendah hati),” kata salah satu keponakan Mbah Din, Fathi Royyani, kepada Republika.co.id, Rabu (25/4) malam.

Fathi melanjutkan, wejangan mengenai keikhlasan dan kerendahhatian bukan merupakan produk lisan putra terakhir sang pahlawan 10 November, Kiai Abbas bin Abdul Jamil. Mbah Din, kata Fathi, selalu menunjukkan perilaku ikhlas dan rendah hati dalam kehidupan sehari-harinya.

“Beliau juga selalu megajari agar kita mencintai masjid dan orang miskin,” ujar Fathi.

Fathi pun terkenang kala terakhir diajak Mbak Din berkeliling Buntet seusai melaksanakan shalat shubuh berjamaah usai peringatan haul warga dan sesepuh Buntet Pesantren, April 2017. “Mbah Din memang selalu shalat shubuh berjamaah. Waktu selesai acara haul tahun lalu, saya diajak berkeliling Buntet. Itu terakhir kalinya karena saat acara haul tahun ini beliau sedang dirawat di London. Insya Allah yang terbaik buat uwak (paman, Red),” ujar Fathi seraya menerangkan Mbah Din akan dimakamkan di pemakaman Buntet Pesantren pada Sabtu (28/4).

Ketua Majelis Ilmu dan Dzikir Sembilan Bintang Masjid Islamadina, Cilodong, Kota Depok, Oni Komaruddin, menyampaikan rasa duka yang mendalam atas wafatnya Mbah Din. Oni pun mengenang saat dia dan anggota majelis berkesempatan silaturahim ke kediaman Mbah Din pada April 2017.

“Mbah Din itu kiai yang teduh. Duduk bersamanya saja kita sudah merasa damai, bahagia. Insya Allah nasehat-nasehat Mbah Din soal keikhlasan, //tawadhu//, serta mencintai masjid dan orang miskin akan selalu kami pegang teguh dalam hidup ini,” ujar Oni.

Dia pun mengatakan, pada Kamis (26/4), Majelis Sembilan Bintang akan mengadakan malam doa bersama untuk Mbah Din bertempat di Masjid Islamadina Perumahan Griya Kalibaru, Depok. Selain untuk Mbah Din, majelis juga akan berdoa untuk seluruh sesepuh Buntet Pesantren yang sudah lebih dulu wafat dan masih hidup sampai saat ini.

“Waktu peringatan haul Buntet kemarin, kami juga sempat bersilaturahim ke kediaman Kiai Hamid yang masih keluarga Mbah Din. Beliau sedang sakit dan kami juga akan berdoa untuk Kiai Hamid,” kata Oni.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement