REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendorong agar ada proses hukum terkait intimidasi terhadap ibu dan anak pada acara car free day (CFD) di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Ahad (29/4) kemarin. PSI menilai kepolisian harus menjamin agar intimidasi tidak boleh terjadi lagi, apalagi dalam ruang publik seperti CFD.
Juru bicara PSI Guntur Romli mengatakan, kasus seperti ini akan menjadi preseden buruk bagi demokrasi Indonesia. “Persoalan seperti ini baiknya diselesaikan secara hukum," kata dia melalui siaran pers di Jakarta, Ahad (29/4).
Dia mengatakan, semua pihak juga mesti menahan diri dan tidak terprovokasi untuk melakukan pembalasan dengan cara-cara yang intimidatif. "Kekerasan hanya dilakukan oleh mereka yang tidak siap hidup dalam alam demokrasi,” kata dia.
Menurut Guntur, dalam demokrasi, perbedaan aspirasi dan beda kaus tetap dihormati dan dihargai asalkan tidak saling melecehkan dan mengintimidasi. "Dalam video yang viral di media sosial, seorang ibu dan anaknya dilecehkan, dikerubungi, dikibas-kibasin duit, anaknya terlihat menangis ketakutan. Ini pelecehan terhadap perempuan dan bentuk intimidasi," ujar dia.
Meski demikian, dia mengaku bangga dengan ketegaran dan keberanian sang ibu. Terutama, ketika ibu tersebut menguatkan anaknya. "Kami sekaligus bangga pada ibu yang begitu tegar dan justru menguatkan anaknya,” kata dia.
Menurut dia, si ibu berani melawan dengan mengatakan, "Kita tidak takut, Zaky! Kita benar, kita tidak akan pernah takut!"
“Luar biasa keberanian ibu itu dalam melawan pelecehan dan intimidasi. Akhirnya yang melecehkan terkesan malu dan pergi," kata Guntur menjelaskan.
Sebuah video yang memperlihatkan kerumunan massa aksi berkaus #2019GantiPresiden mengacung-acungkan lembaran uang ke seorang pria dan seorang ibu berkaus #DiaSibukKerja mendadak viral di dunia maya. Aksi tersebut terjadi Ahad (29/4) pagi saat CFD berlangsung di Thamrin, Jakarta Pusat.
Video pertama terlihat seorang pria mengacung-acungkan beberapa lembar uang seratus ribuan ke arah seorang pria berkaus #DiaSibukKerja. "Dibayar berapa ini?" tanya seseorang pria kepada pria berkaus #DiaSibukKerja.
Sambil berjalan, pria bertopi yang berkaus #DiaSibukKerja menjawab bahwa dirinya tidak dibayar. "Enggak, enggak, enggak dibayar," kata pria tersebut seraya menggelengkan kepala.
Video kedua memperlihatkan seorang ibu bersama seorang anak pria dikelilingi dan disoraki massa berkaus #2019GantiPresiden. Di dalam video itu terlihat anak dari ibu tersebut menangis ketakutan.
"Kita enggak takut, kita benar. Kita enggak akan pernah takut," kata si ibu kepada anaknya yang ketakutan karena ibunya dikerumuni massa berkaus #2019GantiPresiden tersebut.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Polisi Roma Hutajulu mengatakan, kepolisian akan memeriksa tindakan yang diduga mengintimidasi tersebut. "Jadi, saya ada yang nanya, mengintimidasi kalau menurut mereka. Ini kita lagi lakukan penyelidikan," ujar dia saat dihubungi, Ahad (29/4).
Baca Juga: Din Prihatin Aksi Intimidasi Massa #2019gantipresiden