REPUBLIKA.CO.ID,MUMBAI -- Tak lama setelah matahari terbenam pada Selasa (1/5) waktu setempat, umat Muslim di Mumbai, India, akan berbondong-bondong menuju ke pemakaman untuk merayakan Shab E' Baraat. Pada hari perayaan, umat Muslim di sana menjalani puasa pada siang hari dan beribadah pada malam harinya.
Shab e-Barat adalah salah satu acara keagamaan besar bagi umat Muslim di Bangladesh. Shab-e-Barat dirayakan pada malam ke-15 atau pertengahan bulan Shaban pada kalender Islam lunar.
Konsep dalam Islam tentang 'maghfirat' melibatkan pencarian pengampunan dosa bagi orang yang telah meninggal selama hidup mereka. Pada kalender Islam, perayaan itu dilakukan setelah matahari terbenam. Sehingga, Shab E Baraat dirayakan mulai dari senja hari pada Selasa hingga petang pada Rabu.
Sejumlah pemakaman seperti yang ada di Four Bungalow, Andheri, diberi lapiran cat baru dan dihiasi dengan lampu dan bunga. Seorang pengkhotbah di televisi India, Maulana Salim Nadwi, mengatakan malam Shaban adalah malam ketika Allah menasbihkan nasib setiap Muslim sepanjang tahun. Baik itu soal kematian atau penyakit, pendapatan, kesuksesan dan kegagalan. Karena itu, umat Muslim disarankan untuk melaksanakan roza atau puasa pada hari tersebut.
"Ini adalah kewajiban Muslim untuk mendo'akan jiwa-jiwa semua orang yang telah meninggal di kuburan, dan tentu saja seluruh komunitas, tidak hanya di samping makam kerabat mereka sendiri. Mereka melafalkan Char Qul, Surah Al Fatihah dan Surah YaSin terpisah dari Durood Sharif dan menghadiahkan keberkahan untuk jiwa-jiwa yang ditinggalkan dengan cara Esaal E 'Sawaab. Makanan dan sedekah dibagikan dalam jumlah banyak," kata Nadwi, seperti dilansir di The Times of India, Selasa (1/5).
Sementara itu, polisi dan penjaga lalu lintas tampak berjaga-jaga di dekat pemakaman Jalur Laut dan Mazgaon. Masjid Haji Ali Dargah yang ada di lepas pantai Worli di bagian selatan Mumbai juga membuat pengaturan untuk menyambut sekitar dua lakh umat Islam.
"Kami telah memasang 150-200 perenang untuk mengatasi segala kemungkinan di jalan yang mengarah melalui laut mengingat itu gelap. Kami akan membuat pengumuman yang tepat di dalam dan di luar kuil dan tim medis akan ditempatkan untuk memberikan pertolongan pertama," kata juru bicara masjid tersebut, Mohammed Ahmed.
Setiap negara memiliki cara berbeda dalam merayakan Malam Shaban tersebut dan setiap negara memiliki nama yang berbeda untuk itu. Di Asia Selatan, dikenal sebagai Shab e-Barat. Di Iran, malam Shaban disebut Nim Sha'ban. Sedangkan di negara-negara berbahasa Melayu itu disebut sebagai Nisfy Sya'ban. Sementara di Turki dikenal sebagai 'Berat Kandili'. Di Indonesia sendiri, malam Shaban disebut sebagai 'Nisfu Sya'ban'.
Ikuti Whatsapp Channel Republika BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
