REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno meminta agar jatuhnya korban jiwa dalam penyelenggaraan acara bagi-bagi sembako di Monumen Nasional (Monas), Sabtu (28/4) tidak dipolitisasi. Ia merasa dibenturkan, baik dengan Forum Untukmu Indonesia (FUI) sebagai panitia penyelenggara maupun dengan partai politik yang berseberangan.
"Jadi ini tugas kami pemprov dan juga kita ingatkan para media jangan bentur-benturkan kami dengan penyelenggara, jangan benturkan kami dengan parpol yang kebetulan tidak mendukung kami pada pilkada sebelumnya karena sekarang tugas kami untuk seluruh masyarakat Jakarta tidak bisa beda-bedakan," kata dia, Kamis (3/5).
Sandiaga mengaku telah berkomunikasi dengan Dave R Santoso selaku Ketua Panitia. Ia mengatakan, pria itu dibawa oleh Ketua Perindo DKI Sahrianta Tarigan.
"Dave ini tokoh karena ternyata rekam jejaknya cukup bagus di perhelatan-perhelatan sebelumnya sebagai relawan," kata dia.
Menurut Politikus Partai Gerindra ini, kejadian itu justru menjadi refleksi bagi masyarakat. Ia meminta masyarakat lebih peduli kepada warga di sekitar tempat tinggal masing-masing.
"Apakah ada anggota masyarakat di sekitar kita yang memerlukan bantuan untuk beras, minyak, dan indomie saja mereka sampai harus berdesak-desakan seperti itu," kata dia.
Ia menyesalkan banyaknya orang rela berdesakan untuk mendapatkan sembako, padahal Pemprov DKI memiliki program-program sembako murah, baik melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP) maupun program zakat infak sodaqoh BAZIS DKI.
"Pak wali nanti akan memetakan mana yang perlu," kata dia.
Sebelumnya, Forum Untukmu Indonesia menyelenggarakan sejumlah acara di Monas. Acara bertajuk doa dan kebangsaan ini juga disertai pembagian sembako gratis.
Baik Disparbud maupun UPT Monas mengaku telah melarang kegiatan tersebut. Kedua pimpinan instansi mempertimbangkan ketidaksiapan panitia menghadapi banyaknya massa yang akan datang dalam acara tersebut.
Baca: Sandi: Dua Anak Tewas pada Acara Pembagian Sembako di Monas.