Jumat 04 May 2018 06:52 WIB

Pesan Islam Wasatiyah untuk Dunia

Tujuh poin utama Islam wasatiyah disepakati, apa saja?

BOGOR -- Para ulama dan cendekiawan dari berbagai dunia berfoto bersama usai membahas tentang Islam Wasatiyyah dalam sesi terakhir kegiatan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia di Hotel Novotel, Bogor, Kamis (3/5). Kegiatan ini selanjutnya akan ditutup secara resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta.
Foto: Republika/Muhyiddin
BOGOR -- Para ulama dan cendekiawan dari berbagai dunia berfoto bersama usai membahas tentang Islam Wasatiyyah dalam sesi terakhir kegiatan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia di Hotel Novotel, Bogor, Kamis (3/5). Kegiatan ini selanjutnya akan ditutup secara resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID  Oleh: Muhyiddin

JAKARTA -- Para ulama dan cendekiawan dari berbagai dunia telah selesai membahas tentang Islam wasathiyah dalam kegiatan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia di Hotel Novotel, Bogor, Kamis (3/5). Kegiatan yang digelar selama tiga hari ini melahirkan Bogor Message, sebuah pesan dari Bogor untuk dunia.

"Kita berupaya untuk menyampaikan sebuah pesan, kita hanya ingin menyatakan komitmen kita untuk merevitalisasi atau memperkuat kembali paradigma Islam wasatiyah," ujar Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Prof Din Syamsuddin saat menyampaikan Bogor Message di hadapan para ulama dan cendekiawan dunia di Hotel Novotel, Bogor, Kamis (3/5).

Din menuturkan, sebelumnya ada sekitar 12 nilai yang diusulkan untuk menjadi prinsip nilai paradigma Islam wasatiyah, tapi akhirnya disepakati tujuh nilai. Menurut Din, tujuh prinsip nilai tersebut nantinya akan menjadi acuan bersama untuk menyebarkan Islam wasathiyah ke dunia.

Nilai pertama tawassut, yaitu berada pada posisi di jalur tengah dan lurus. Kedua, i'tidal, yaitu berperilaku proporsional dan adil serta bertanggung jawab. Nilai ketiga tasamuh, yaitu mengakui dan menghormati perbedaan dalam semua aspek kehidupan.

Keempat, syura, yaitu bersandar pada konsultasi dan menyelesaikan masalah melalui musyawarah untuk mencapai konsensus. Kelima, islah, yaitu terlibat dalam tindakan yang reformatif dan konstruktif untuk kebaikan bersama.

Keenam qudwah, yaitu melahirkan inisiatif yang mulia dan memimpin untuk kesejahteraan manusia. Dan, nilai ketujuh muwatonah, yaitu mengakui negara bangsa dan menghormati kewarganegaraan.

Pesan Bogor tersebut lahir dari hasil dialog ulama dan cendekiawan tentang Islam wasathiyah selama 1-3 Mei di Bogor. Selain tujuh poin nilai utama itu, Pesan Bogor juga mengandung empat poin lainnya. Di antaranya adalah komitmen mengaktifkan kembali paradigma Islam wasathiyah sebagai ajaran Islam yang meliputi tujuh nilai utama.

Selanjutnya, ulama dan cendekiawan juga berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai paradigma Islam wasathiyah sebagai budaya hidup secara individual dan kolektif dengan melambangkan semangat dan persatuan dari sejarah peradaban Islam. Poin ketiga, lanjut Din, ulama dan cendekiawan juga berkomitmen untuk memperkuat tekad untuk membuktikan kepada dunia soal nilai-nilai Islam wasathiyah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement