REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Penyakit HIV/AIDS makin meluas di berbagai kalangan. Daya dari Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kabupaten Cilacap, menyebutkan ada belasan guru diketahui positif mengindap HIV/AIDS. "Selama rentang waktu lima tahun terakhir, kita menemukan ada 44 kasus HIV/AIDS baru. Dari jumlah itu, 14 orang di antaranya berlatar belakang guru sekolah," jelas Manajer Kasus Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kabupaten Cilacap, Rubino Sriadji, Jumat (4/5).
Dia menyebutkan, temuan tersebut umumnya diketahui setelah penderita sedang jatuh sakit, melakukan skrining donor darah, dan saat melakukan tes HIV bagi calon pengantin. Mengenai bagaimana para guru tersebut tertular virus HIV/AIDS, Rubino mengakui kebanyakan penularan penyakit HIV memang disebabkan faktor perilaku seks. "Prosentase penyebaran HIV/AIDS melalui hubungan seks ini mencapai 95 persen," katanya.
Di luar para guru, dia juga menyebutkan ada 30 orang pegawai atau tenaga penunjang di lingkungan pendidikan yang terinfeksi HIV itu. Sementara dari kalangan pelajar, yang diketahui sudah terjangkit HIV/AIDS ada delapan orang. Tujuh di antaranya terindikasi tertular dari ibu yang reaktif HIV, selebihnya karena perilaku seks.
Dia mengakui, tren temuan kasus HIV/AIDS di Cilacap, memang cenderung terus mengalami kenaikan. Hingga Maret 2018, tercatat ada 1.124 orang di Kabupaten Cilacap yang sudah terpapar virus HIV/AIDS.
Menurutnya, dengan jumlah penderita sebanyak itu, mestinya bisa menjadi peringatan semua pihak agar menjaga perilaku hidup sehat. "Sebanyak 95 persen penularan penyakit HIV didominasi oleh hubungan seks dengan orang yang terinfeksi HIV," katanya.
Dia menyebutkan, dalam konseling yang pernah dilakukan terhadap calon pengantin, sebanyak 97 persen mengaku pernah berhubungan intim sebelum menikah. "Bila salah satu calon pengantin terinfeksi HIV, pasangan lainnya akan berpotensi ikut tertular," katanya.