REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Sekjen Dewan Perwakilan Partai (DPP) Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin mengatakan, partainya tidak menginginkan sekedar berbicara kursi, jabatan, dan slogan. Menurutnya ada hal yang lebih penting untuk dibangun demi kepentingan rakyat dan demokrasi negara.
"Semisal seperti slogan 'Jokowi Presidenku' ataupun 'Prabowo Presidenku', kami tak bermain itu. Yang lebih penting adalah komitmen kerja sama untuk kepentingan rakyat ke depan," ujar Didi dalam diskusi 'Berburu Cawapres dan Sidang MK' yang diadakan Populi Center dan Smart FM Network di Restoran Gado-gado Boplo, Jl. Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu (5/5) pagi.
Oleh karenanya, kata dia, Demokrat mengingankan lebih dari itu. Sebagai partai yang pernah berkuasa selama dua periode masa kepemimpinan presiden lalu, Didi menyatakan akan menentukan sikap serta menunjukkan kualitas pada partainya.
"Kami tidak hanya ingin mengatakan akan melakukan langkah luar biasa, kami hanya melakukan yang seharusnya dilakukan, untuk kepentingan rakyat dan demokrasi," ujarnya.
Partai Demokrat, kata dia, masih belum menentukan sikap sampai Agustus mendatang akan kepentingan Pilpres 2019. Meskipun begitu, Didi mengakui pihaknya enggan mengekor kepada poros yang telah ada dan juga tidak mengikuti jejak partai lain seperti partai menyatakan sikap mendukung kepada kedua poros Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
"Kami tidak ikut-ikutan, orang ke kanan kita ke kanan, orang ke kiri kita ke kiri. Bagaimanapun kami sudah 10 tahun berkuasa, masih banyak yang belum selesai sehingga jika ada yang kurang akan kami perbaiki," kata dia.
Oleh karenanya, Didi juga mengajak seluruh elemen agar cerdas menyikapi poros-poros yang ada. Menurutnya, sebuah partai harus mendapat dampak positif dari dukungan yang akan mereka beri, seperti dampak elektoral partai bertambah.
Ia bertumpu dari hasil lembaga survey yang telah dilakukan beberapa lembaga. Partai politik yang bertambah dampak elektoral hanya yang memiliki figur calon presiden. Sehingga, kata dia, meski kecil kemungkinan adanya poros ketiga, hal itu lebih baik demi demokrasi dan partai lain.