REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny dan ratusan pendukungnya ditangkap di Moskow tengah pada Sabtu (5/5). Mereka ditangkap saat melakukan demonstrasi nasional yang menentang pelantikan Presiden Vladimir Putin untuk masa jabatan keempatnya.
Dilansir Telegraph, Ahad (6/5), polisi menangkap Navalny (41) segera setelah ia muncul di pelantikan Putin di Pushkin Square. Beberapa demonstran meneriaki kata "Malu" dalam bahasa Ukraina. Kata itu merupakan slogan terkenal dari pemberontakan Kiev yang menggulingkan rezim yang didukung Kremlin pada 2014.
Lebih dari 700 orang ditangkap di Moskow, di mana polisi anti huru-hara terlihat memukuli pengunjuk rasa dengan tongkat dan menyeret mereka ke dalam mobil polisi. Gas air mata juga digunakan dalam aksi ini.
Sebuah helikopter juga digunakan untuk meredam aksi demonstrasi. Menurut monitor independen OVD-Info, demonstrasi serupa diselenggarakan di kota-kota di seluruh Rusia, dengan lebih dari 1.600 orang ditahan oleh polisi pada sore hari .
Navalny dilarang mengikuti pemilihan presiden pada Maret lalu. Bersama dengan pemimpin oposisi Nikolai Lyaskin, Navalny ditahan karena mengorganisir acara publik yang tidak sah.
Menurut polisi Moskow 1.500 orang ikut serta dalam aksi unjuk rasa ini. Polisi memperingatkan akan menggunakan mesiu terhadap para demonstran. Pertikaian juga terjadi antara pendukung Navalny dan aktivis pro-Kremlin yang turun ke alun-alun dalam upaya untuk menyabot demonstrasi oposisi.
Demonstrasi yang berlangsung Sabtu adalah acara besar pertama yang diselenggarakan oleh Navalny sejak pemilihan presiden pada 18 Maret lalu. Saat itu ia mendorong untuk memboikot pemilihan.
Pihak berwenang di beberapa kota Rusia mengeluarkan izin untuk demonstrasi, meskipun banyak penangkapan massal terjadi. Di Saint Petersburg, beberapa ribu orang berbaris di sepanjang Nevsky Prospect, jalan utama kota, meneriakkan "Putin is a thief" dan "Down with the tsar".
Ketika polisi mencoba menghentikan pawai yang tidak sah, para pemrotes melempari mereka dengan telur dan botol air. Lebih dari 200 orang ditangkap.
Di kota Ural, Chelyabinsk, lebih dari 160 orang ditahan pada sore hari. Di Yakutsk, sekitar 75 orang dilaporkan ditangkap.
Para pengamat menyatakan kekhawatiran bahwa protes dapat menyebabkan penangkapan massal setelah demonstrasi serupa pada 2012 yang menyebabkan tindakan keras terhadap gerakan para demonstran.
Pada Mei 2012, puluhan ribu orang turun ke jalan untuk memprotes pelantikan Putin untuk masa jabatan ketiga. Para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi.
Tuntutan pidana diajukan terhadap sekitar 30 demonstran dan banyak dari mereka dijatuhi hukuman penjara antara 2,5 tahun dan 4,5 tahun.
Putin menang dengan hampir 77 persen suara dalam pemilu lalu. Sebelum terpilih kembali, Putin menjadi pemimpin kedua Rusia yang menjabat paling lama setelah Joseph Stalin. Putin telah berkuasa sejak 2000.