REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menggemakan pentingnya Shalat Subuh telah dilakukan Yayasan Pejuang Subuh sejak 2012. Awalnya, Pejuang Subuh hanya bergerak di media sosial. Kini, Kini, Pejuang Subuh sudah memiliki 45 cabang di seluruh wilayah Indonesia dengan berbagai kegiatan nyata.
Kegiatan yang dilakukan Pejuang Subuh, di antaranya pembuatan buku mengenai Pejuang Subuh, membuat film “Cinta Subuh,“ serta silaturahmi Nasional.
Pada Ramadhan nanti, Pejuang Subuh akan lebih menggencarkan kajian-kajian mengenai keutamaan dan manfaat Shalat Subuh, serta perayaan hari jadinya yang ke lima tahun.
Tidak hanya orang dewasa, saat ini, Yayasan Pejuang Subuh memiliki pejuang junior yang gencar melakukan aksi mengajak masyarakat untuk shalat Subuh. Selain itu, ada pula istri-istri yang tergabung di komunitas ini untuk mengajak para suami Shalat Subuh di masjid.
Pejuang Subuh memiliki program Mujahid dan Mujahida. Mujahid adalah program bagi laki-laki dan perempuan untuk melaksanakan Shalat Subuh di awal waktu selama 40 hari berturut-turut. Bedanya, mujahid harus melaksanakannya di masjid, sementara perempuan di rumah.
Pengurus Yayasan Pejuang Subuh, Novita Sari Ismail, mengatakan, saat ini yang mau melaksanakan Shalat Subuh di masjid adalah para orang tua, sementara anak-anak, remaja hingga usia produktif sangatlah jarang.
“Program Mujahid dan Mujahida harus dilakuakn selama 40 hari berturut-turut. Jika ada yang tertinggal maka harus mengulangnya dari awal lagi,” tambah Novita.