Jumat 11 May 2018 20:32 WIB

Dua Terduga Teroris Asal Tasik Dikenal Tertutup

Dua terduga teroris jarang bergaul dengan tetangga.

Ilustrasi Terorisme
Foto: Foto : MgRol_92
Ilustrasi Terorisme

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Empat tersangka terduga teroris asal Kota Tasikmalaya ditangkap di Tambun, Bekasi pada Kamis (10/5) dini hari. Satu di antaranya berinisial RA meninggal dunia dan satu lagi berinisial JG memperoleh perawatan di rumah sakit Bhayangkara karena mengalami luka serius. Sedangkan dua tersangka lainnya AM dan HG ditahan polisi.

RA tinggal di rumah kontrakan kakaknya E di kawasan Jalan Cilembang RT 04 RW 12 Kelurahan Cihideung Linggajaya Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Salah satu tetangga RA, Wahyudin mengingat keseharian RA tertutup. RA sehari-hari berjualan makanan dan jajanan anak. RA jarang bergaul dengan tetangga.

"Komunikasi hanya sebatas saling sapa jika bertemu hendak berangkat berjualan. Tapi tidak ada yang aneh dalam keseharian RA, perilakunya seperti layaknya warga biasa. Meski jarang berkomunikasi banyak," kenangnya saat diwawancara, Jumat (11/5).

Wahyudin menuturkan RA menumpang di rumah kontrakan kakaknya di kontrakan milik Ibu Ai sekitar enam bulan. Ia mengingat terakhir melihat RA sekitar hari Selasa (11/5). Tak ada hal janggal saat dirinya terakhir melihat RA.

"Tidak ada yang aneh, biasa saja dari roman wajahnya saat terakhir bertemu, menyapa seperti biasa, tidak ada percakapan panjang lebar," ujarnya.

Di sisi lain, JG mengontrak di kawasan Kampung Bantar Gedang Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Ketua RW setempat, Ajang Abdulloh mengenal JG sebagai pribadi yang tertutup. JG mengontrak di kontrakan milik Tomo sekitar kurang lebih satu tahun bersama istri dan anaknya.

"Dia (JG) kurang bergaul dengan warga. Meski kerap diajak untuk ikut pengajian di masjid lingkungan sini. JG sehari-hari berjualan jajanan anak," tuturnya.

Pemilik kontrakan itu, Tomo mengatakan JG pertama datang kepadanya hanya minta izin untuk mengontrak. JG tidak menyebutkan asal dari mana maupun tidak memberikan identitas ketika mengontrak. Ia sempat menyarankan untuk lapor kepada RT/RW supaya bisa dicatat sebagai warga pendatang yang mengontrak di kontrakan miliknya.

"Saya tidak tahu persis apa kegiatan sehari-harinya. Namun setiap hari dia bekerja berjualan jajanan anak secara berkeliling," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement