Ahad 13 May 2018 10:16 WIB

'Tak Ada Agama Ajarkan Rusak Tempat Ibadah'

Bom itu melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan merusak kerukunan umat beragama

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Budi Raharjo
 Ace Hasan Syadzily.
Foto: dpr
Ace Hasan Syadzily.

REPUBLIKA.CO.IDJAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily mengutuk keras tindakan Bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Santa Maria, Ngegel Surabaya, Ahad (13/5) pagi ini. Menurut Ace, tindakan tersebut adalah tindakan yang biadab, pengecut dan tidak bertanggungjawab.

"Tindakan bom bunuh diri itu sesungguhnya telah melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan merusak kerukunan umat beragama. Kami sangat mengutuk dan mengecam dengan keras atas tindakan kejam dan biadab tersebut," kata Ace kepada wartawan, Ahad (13/5).

Ace menegaskan, tidak ada ajaran agama manapun yang mengajarkan untuk saling merusak tempat ibadah. Apalagi hari Ahad bagi umat Kristiani merupakan hari beribadah di tempat dimana mereka beribadah.

"Tindakan biadab yang tidak bertanggungjawab ini merupakan tindakan pengecut yang dilakukan oleh pihak-pihak yang seharusnya tidak dilakukan oleh orang mengerti ajaran luhur agama," ujar Ace.

Ketua DPP Partai Golkar itu pun mendesak pihak aparat keamanan untuk menyelediki dan mengusut dengan tuntas peristiwa tersebut. Ia meyakini; para pelaku tidak berdiri sendiri dan memiliki keterkaitan dengan pihak-pihak yang selama ini terkait dengan tindakan terorisme.

Ia juga menyampaikan duka cita mendalam kepada para korban akibat peristiwa tersebut. "Kami turut berduka sedalam-dalamnya dan mendoakan agar ditempatkan Tuhan YME dalam surga-Nya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran. Amiin ya rabbal alamin," ujar Ace.

Sebuah Ledakan diduga bom terjadi di Gereja Katolik Santa MariaJalan Ngagel Madya nomor 1 Kelurahab Baratajaya Gubeng Surabaya, Ahad (13/5). Diduga ledakan tersebut merupakan bom bunuh diri menggunakan sepeda motor yang terjadi pada pukul 7.15 pagi.

"Benar ada dugaan ledakan bom" ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Ahad (13/5).

Kendati demikian Iqbal belum bisa menginformasikan lebih lanjut perihal banyaknya korban dan kronologi. Kejadian tersebut menurutnya btau terjadi dan kepolisian masih melakukan tidakan yang diperlukan. "Saat ini kepolisian setempat sedang melakukan upaya-upaya kepolisian," kata Iqbal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement