Ahad 13 May 2018 12:24 WIB

Menag: Pelaku Aksi Bom tak Pegangi Nilai Agama

Menag menyesalkan terjadinya aksi bom di tempat ibadah

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Ratusan petugas kepolisian melakukan penjagaan ketat di sekitaran Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro nomor 146, Tegal Sari, Surabaya.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Ratusan petugas kepolisian melakukan penjagaan ketat di sekitaran Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro nomor 146, Tegal Sari, Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyesalkan terjadinya aksi bom di tempat ibadah di tiga lokasi di Surabaya . Apalagi, aksi bom bunuh diri itu dilakukan berdekatan dengan hari besar umat Kristen dan jelang bulan Ramadhan yang suci bagi umat Islam. Menurut Menag, tindakan teror tersebut sangat bertentangan dengan nilai agama.

"Pelaku aksi bom itu adalah orang-orang yang tidak memegangi nilai-nilai agama karena tidak ada agama manapun yang ajarkan aksi terorisme" ujar Lukman dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (13/05).

 

(Baca: Kemenag Jatim Imbau Masyarakat Tetap Jaga Toleransi)

Dengan adanya ledakan bom itu, Lukman mengimbau agar masyarakat menyerahkan sepenuhnya penanganan masalah ini pada aparat. Menurut Lukman, masyarakat harus tetap tenang dan bersikap positif.

"Tetap tenang dan tidak panik karena kepanikan itulah yang diharapkan pelaku. Mari bersama-sama meningkatkan kewaspadaan lingkungan agar tidak ada ruang bagi teroris untuk melakukan aksinya," ucapnya.

Lukman juga mengajak masyarakat untuk berkomunikasi secara etis di media sosial. Caranya, tidak menyebarkan foto-foto memilukan yang bisa menjadi teror tersendiri. "Jangan mengomentari aksi ini dengan perdebatan yang memicu konflik. Sebaliknya, mari saling menguatkan sesama anak bangsa yang ingin Indonesia aman dan damai," katanya.

Selain itu, Lukman juga berdoa untuk korban ledakan bom tersebut dan keluarga yang ditinggalkan agar diberi ketabahan. Sementara, pelaku atau dalang aksi bom itu kembali ke jalan yang benar. "Mari kita doakan pelaku dan dalang aksi ini agar bertobat dan kembali ke jalan yang benar," jelasnya.

Seperti diketahui, ledakan bom terjadi di tiga lokasi yang berbeda di Surabaya, ledakan pertama terjadi di Gereja Katholik Santa Maria Tak Bercela. Ledakan kedua terjadi di GKI Diponegoro dan ledakan ketiga terjadi di Gereja di Jalan Arjuno. Sementara, jumlah korban hingga pukul 11.00 siang, ada sembilan orang meninggal dunia dan 50 orang lainnya luka-luka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement