Rabu 16 May 2018 06:25 WIB

Menag Tekankan Pentingnya Deradikalisasi WNI dari Suriah

Lukman sebut para teroris telah memanipulasi dan juga mengeksploitasi agama

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin
Foto: RepublikTV/Havid Al Vizki
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menekankan pentingnya pemberian program deradikalisasi terhadap masyarakat yang baru saja kembali dari Suriah. Salah satu upayanya yakni dengan melakukan dialog dan memberikan pemahaman terkait ajaran agama yang sesungguhnya.

Ia menyebut, ajaran agama yang sesungguhnya yakni saling menghormati dan melindungi antar sesama. Itu dengan cara bagaimana dia bisa berdialog untuk mengembalikan agama pada esensi dan substansi yang seseungguhnya.

"Jadi agama itu untuk memanusiakan manusia. Untuk betul-betul melindungi harkat dan martabat kemanusiaan. Itulah esensi dari agama," kata Lukman di Komplek Istana Presiden, Jakarta, Selasa (15/5).

Ia menyebut, para teroris tersebut telah memanipulasi dan juga mengeksploitasi agama. Sehingga mereka merendahkan umat manusia lainnya.

"Agama dimanipulasi atau bahkan dieksploitasi untuk tujuan yang membuat antar sesama umat manusia ini saling menafikan, merendahkan, bahkan saling meniadakan satu dengan yang lain," tambahnya.

Kemenag pun bekerjasama dengan kepolisian dan juga BNPT untuk memberikan program deradikalisasi terhadap para teroris. Selain itu, Kemenag juga akan terus menyebarkan paham moderasi agama. Sehingga diharapkan masyarakat tidak menganut agama secara ekstrim.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement