REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Rabu mengatakan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) gagal dalam menghadapi penyerangan pasukan Israel, yang menyebabkan 60 pengunjuk rasa tewas di Gaza, Palestina, pada Senin (14/5). Unjuk rasa ini ketika Amerika Serikat memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.
Turki menjadi salah satu pengecam paling lantang atas penggunaan kekuatan mematikan Israel terhadap pengunjuk rasa di perbatasan Gaza dan keputusan AS memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Ia menyerukan pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul pada Jumat.
Ketika berbicara saat jamuan malam pada pertama Ramadhan, Erdogan menilai bahwa sebagian besar masyarakat dunia gagal menanggapi peristiwa di Gaza. Ia memperingatkan bahwa tetap diam berarti membuka pintu sangat berbahaya.
"Dalam menghadapi semua peristiwa itu, PBB telah berakhir. Itu telah menjadi kelelahan dan runtuh. Jika penindasan oleh Israel ditanggapi dengan lebih banyak diam, maka dunia akan dengan cepat terseret ke dalam kekacauan," kata Erdogan, Kamis (17/5).