REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok Usaha Bersama (Kube) berawal dari inisiatif untuk mendayagunakan potensi yang dimiliki masyarakat. Kelompok usaha yang diinisiasi LAZNAS Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) tersebut dibagi dalam dua macam.
Pertama adalah Kube dengan nama Omera yang dalam bahasa Turki artinya 'berkembang'. Kedua, Kelompok Usaha Mandiri Masyarakat (KUMM) Berkah Bersama. Kube yang berdiri sejak 2015 hanya menjalankan produksi jasa secara murni mandiri, artinya belum ada kerja sama dengan pihak mana pun dalam pengembangan program tersebut.
"Kube merupakan usaha yang fokus pada satu bidang, namun dijalankan secara bersamaan, dikerjakan secara shifting dan terdapat komisi kepada masing-masing kepada anggota tim," kata Penanggung Jawab Program Pemberdayaan IZI Muhammad Yunus, Selasa (22/5).
Tentunya juga ada upaya pendampingan dan pembekalan yang diberikan oleh Tim Pendayagunaan IZI agar terarah dan terukur hasilnya. KUMM merupakan usaha pribadi dengan model jual yang heterogen, seperti makanan siap saji, warung grosir dan pedagang kaki lima. KUMM tidak dipantau, hanya cukup diberikan pelatihan usaha," ujarnya.
Tim Pelaksana Harian Kube Omera IZI Pujiati menjelaskan, bersama 20 pegawai bekerja setiap hari di waktu kerja, Senin sampai dengan Jumat. Tim yang bekerja tidak secara terikat, hanya dilakukan secara sukarela dalam rangka menjalankan usaha dan mengisi aktivitas harian agar produktif.
Bekerja secara shifting yang hingga kini mampu memproduksi berbagai model usaha yang bergerak di bidang jasa usaha konveksi seperti baju gamis, hijab, seprai, hingga karpet besar. Sejauh ini, Kube Omera sudah melayani berbagai macam jasa, baik terima pesanan maupun menjual usahanya di pasar.
"Dalam sehari kami bersama tim mampu produksi lima model seprai dan karpet. Selebihnya ya alhamdulillah terlaksana dengan mudah, karena sebelumnya kami dilatih untuk ahli sehingga bisa dikatakan cepat. Hanya memang kami tidak mau mengikat secara waktu harus full time, cukup semampu tim," ujarnya.
Harga produk bervariasi, mulai dari Rp 20 ribu hingga RP 500 ribu per barang," jelas Pujiati.
Menurut Pujiati, setiap petugas akan mendapat komisi dari setiap barang yang diproduksi, baik secara target harian, mingguan hingga bulanan. "Sebagai bentuk penghargaan, setiap tim akan mendapat komisi dari hasil yang mereka produksi, baik secara target harian, pekanan hingga bulanan. Bahkan bila mampu menerima banyak orderan, semakin besar pula upah yang diterima. Artinya dengan mengisi hari agar produktif ini, kami tetap diupah sebagai bentuk penghargaan serta membantu perekonomian warga sekitar melalui produk yang kami hasilkan," tambahnya.
Selain sebagai rumah produksi, Kube Omera terbuka bagi pihak manapun untuk bekerja sama dan pelatihan, termasuk ketika dikunjungi team leader dan Communication Corporate Social Responsibility (CSR) PT SMI pada akhir Maret lalu, sebagian besar tim mengikuti proses pelatihan menjahit berbagai model.
Salah satu tim PT SMI, Dewi Agustiani mengapresiasi program tersebut. "Selain berupaya menyiapkan jiwa entrepreneur, juga melatih kaum ibu mempunyai penghasilan mandiri, skill yang mumpuni serta siap bersaing di dunia usaha," ujarnya.
Di akhir penyampaian, Agha Djajadiredja selaku Ketua Team Leader dan Communication CSR PT SMI berharap program Kube semakin produktif dan kebaikan yang menyebar ke seluruh daerah di Indonesia hingga terasa manfaatnya. "Tentu saja kami mengapresiasi program Kube yang semoga kedepannya program KUBE ini semakin produktif, mampu menebar kebaikan yang menyebar ke seluruh daerah di Indonesia," katanya.