REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Transportasi Malaysia mengatakan pencarian pesawat MH370 milik Maskapai Malaysia Airlines oleh perusahaan swasta AS akan berakhir Selasa depan dan tidak akan ada perpanjangan lagi. 'Ocean Infinity' yang berbasis di Houston, AS telah mencari pesawat MH370, yang menghilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret 2014.
Pesawat tersebut mengangkut 239 orang penumpang di dalamnya dan menjadi salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia. (Baca: Tim Investigasi Sebut Rudal Rusia Digunakan untuk Tembak Pesawat MH17)
"Pagi ini saya mengangkat isu ini di kabinet dan setuju untuk memperpanjang sampai 29 Mei," kata Menteri Transportasi Malaysia yang baru, Anthony Loke Siew Fook.
Saat ditanya apakah artinya tidak ada lagi perpanjangan, ia mengiyakannya. Bulan Januari lalu, Malaysia telah setuju untuk membayar 'Ocean Infinity' hingga 9,3 juta dolar AS atau sekitar Rp 93 miliar, jika berhasil menemukan pesawat tersebut selama pencarian 90 hari di selatan Samudera Hindia.
(Baca: Najib Gunakan Dana Lembaga Lain untuk Bayar Kewajiban di 1MDB)
Pencarian pesawat Boeing 777 sebelumnya diperkirakan akan berakhir pada bulan Juni. Karena perjanjian 90-hari tidak mencakup waktu yang dibutuhkan untuk mengisi bahan bakar dan memasok kapal pencari 'Seabed Constructor'.
"Namun, 'Ocean Infinity' telah selesai menjelajahi area pencarian yang ditargetkan pada bulan April lalu dan telah meminta perpanjangan hingga 29 Mei," kata Anthony.
Anthony Loke Siew Fook, yang dilantik sebagai menteri pada hari Senin (21/5/2018), mengatakan pemerintah Malaysia akan merilis laporan lengkap tentang penyelidikan hilangnya MH370 ini setelah pencarian lepas pantai selesai. Tapi ia belum memastikan pasti tanggal untuk merilis laporan tersebut.
Ganesan Nethi, seorang pengacara yang mewakili keluarga korban dari MH370, mengatakan dia senang Malaysia menjadi 'negara demokrasi yang berfungsi', hal ini tercermin dalam pendekatan yang diambil oleh Pemerintah baru. Dia mengatakan pengumuman Menteri Transportasi Malaysia baru pada Ahad (20/5) lalu menyatakan bahwa "kebutuhan untuk memberikan kata terakhir kepada keluarga penumpang pesawat MH370" adalah salah satu prioritasnya.
"Sebagai pengacara untuk 76 kerabat penumpang di pesawat MH370, saya mendapati ini menjadi perubahan pendekatan yang sangat menggembirakan dan menyegarkan oleh Pemerintah baru," kata Ganesan.
"Dan percayalah pada saya, kami akan menghubungi Pemerintah Malaysia karena kami ingin melihat resolusi untuk ini juga, baik di pengadilan maupun di luar."
Pada saat yang sama, Ganesan Nethi mengatakan dia terkejut soal kurangnya proses yang dilakukan untuk memberi kompensasi kepada keluarga korban dalam dua tahun terakhir.
Keputusan untuk melibatkan 'Ocean Infinity' datang setelah Australia, Cina, dan Malaysia mengakhiri pencarian senilai 200 juta dolar AS tanpa hasil di area seluas 120 ribu kilometer persegi di Samudera Hindia tahun lalu. Meskipun para penyelidik menyerukan area sasaran diperpanjang 25.000 kilometer persegi ke utara.
Voice 370, sebuah kelompok yang mewakili kerabat dari penumpang MH370, telah meminta pemerintah baru Malaysia untuk meninjau semua hal yang berkaitan dengan MH370. Termasuk "pemalsuan atau penghapusan catatan yang mungkin terkait dengan MH370 dan pemeliharaannya".
Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia yang baru terpilih Mahathir Mohamad mengatakan bahwa Pemerintah akan meninjau kembali pencarian dan menghentikannya jika dianggap tidak bermanfaat. "Kami ingin mengetahui rincian (pencarian), kebutuhannya, dan jika kami merasa tidak perlu, kami tidak akan memperbaruinya," kata Dr Mahathir saat memimpin rapat kabinet pertamanya.
Pengumuman tersebut datang saat pemerintahan Mahathir akan memotong pengeluaran pemerintah, setelah memperhitungkan utang negara. Mahathir mengatakan utang nasional Malaysia, negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Asia Tenggara, mencapai 65 persen dari PDB.