REPUBLIKA.CO.ID, Mendorong peningkatan kualitas Perguran Tinggi Muhammadiyah (PTM) di berbagai wilayah merupakan salah satu peran penting yang digelorakan Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Prof Lincolin Arsyad mengatakan dengan konsep pendidikan berkemajuan, Muhammadiyah ingin Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dapat unggul di berbagai bidang. Karenanya Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menggenjot program pendidikan berkemajuan untuk 173 PTM yang dipayungi PP Muhammadiyah.
“Majelis Diktilitbang ditugaskan PP Muhammadiyah untuk menjadikan perguruan tinggi itu kuat, unggul dan berkemajuan,” kata Lincolin kepada Republika, Rabu (16/5).
Di sisi akademik, lanjut dia, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah terus melakukan pendampingan membantu PTM di tiap daerah mencapai peningkatan akreditasi tertinggi. Sampai saat ini, jelas Lincolin, telah ada lima PTM yang sudah memperoleh akreditasi A di antaranya Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Ia menjelaskan agar PTM dapat terakreditasi A setiap program studi (Prodi) yang ada di tiap Fakultas minimal 30 persen harus terakreditasi A. Selain itu agar kualitas PTM semakin baik, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah kerap melakukan workshop tentang Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi Muhammadiyah (SPMI PTM). Diharapkan melalui SPMI tiap PTM semakin baik dan mapan.
"Target kita bagaimana setiap prodi yang ada di fakultas minimal 30 persenya sudah terakreditasi A," jelasnya.
Di sisi lain, kata Lincolin, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah saat ini sedang fokus untuk mendorong pendanaan penelitian tahap dua bagi para dosen di tiap PTM. Pada tahap pertama, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menggelontorkan Rp 1 Miliar untuk membantu pendanaan penelitian 100 dosen yang mengajar di PTM.
Selain itu, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah juga terus mendorong pembenahan tata kelola keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) di tiap PTM. Mulai dari penyusunan rancangan anggaran setiap PTM dengan menekankan pada peningkatan, penelitian, dan pengembangan sumber daya manusia.
Seleksi bersama PTM
Guna menipiskan perbedaan kualitas antarPTM, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah akan melaksanakan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah (SBMPTM). Menurut Lincolin, program tersebut bertujuan untuk merekatkan hubungan, sinergisitas, dan kebersamaan antarPTM.
Saat ini, SBMPTM perdana hanya berlaku untuk Fakultas Kedokteran yang dinilai siap melaksanakan SBMPTM. Lincolin menargetkan pada SBMPTM selanjutnya banyak prodi dari PTM siap menggelar seleksi bersama.
Sementara itu, sekretaris panitia pusat SBMPTM yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Muhammad Da’i memastikan kesiapan pelaksanaan SBMPTM.
Ada sebanyak 12 PTM yang mengikuti SBMPTM perdana yang dipayungi Muhammadiyah. Di antaranya yakni Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh), dan Universitas Muhammmadiyah Palembang.
Selain itu ada juga Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Surabaya, Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Umsu), Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Menurutnya, panitia akan membuka pendaftaran SBMPTM mulai 28 Mei dan berakhir pada 14 Juli. Sedangkan pelaksanaan tes SBMPTM akan berlangsung 22 Juli. “SBMPTM ini menggunakan tes berbasis komputer dan soalnya disiapkan tim soal dari 12 Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Muhammadiyah,” katanya.
Sementara itu, untuk pengumuman hasil SBMPTM akan dilakukan pada 26 Juli. Untuk mengikuti SBMPTM calon peserta hanya perlu mengeluarkan biaya pendaftaran sebesar Rp 750 ribu. Meski perdana, Da’i optimistis akan banyak peserta yang mengikuti SBMPTM. Ia pun menargetkan peserta yang mengikuti seleksi bisa mencapai 3.000 orang.