Jumat 25 May 2018 19:31 WIB

Kunci Uhamka Raih Akreditasi A

Uhamka akan terus meningkatkan prestasi agar mampu mencapai keunggulan dan kemajuan.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Fernan Rahadi
uhamka universitas muhammadiah Prof Dr HAMKA
Foto: dok.uhamka
uhamka universitas muhammadiah Prof Dr HAMKA

REPUBLIKA.CO.ID, Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) terus berupaya meningkatkan mutu, baik lembaga maupun lulusannya. Menurut pandangan Rektor Uhamka Prof Suyatno, terdapat enam pilar untuk me­ningkatkan kualitas Uhamka, terutama agar mampu meraih akreditasi A dan mempertahankannya.

Pertama, pihaknya memperhatikan tata kelola kampus yang baik. "Artinya, good university governance harus baik, sama halnya seperti sebuah perusahaan yang memiliki tata kelola yang baik," ujar Suyatno, Rabu (16/5).

Kedua,  sebagai universitas harus dapat menjaga nama baik lembaga ka­rena menyangkut akreditasi, termasuk kelembagaan program studi dan ins­titusi yang ada di Uhamka. Menguat­kan sumber daya manusia, di anta­ra­nya memiliki pendidikan tinggi hing­­ga profesor, pangkat akademik, riset yang bagus, juga proses pembe­lajaran yang berkualitas.

Ketiga,  lanjut dia, adalah tersedia­nya sumber daya dukung yang ber­kualitas, seperti fasilitas  pendidikan mulai dari gedung, laboratorium, pu­sat-pusat pengembangan keunggu­lan, pusat riset, perpustakaan, lem­ba­ga kemahasiswaan, termasuk sum­ber da­ya keuangan yang bagus, se­hingga da­pat membiayai seluruh proses pen­didikan.

Keempat, jumlah mahasiswa yang terus meningkat. "Jangan ada pro­gram studi yang tidak ada maha­sis­wanya. Minimal di Uhamka satu rom­bongan belajar berjumlah 30 orang satu prodi," jelas dia.

Kelima, sistem informasi berbasis IT harus mendukung. Dan, yang ter­akhir, menurut dia,  adalah  dapat mempertahakan dan memperhatikan kesejahteraan seluruh civitas akademika, sehingga mampu memperkuat akreditasi yang unggul. Selain itu un­tuk mendukung penguatan akreditas juga dilakukan dengan membangun pusat-pusat ke­unggulan dan daya penggerak dengan baik.

Uhamka, kata Suyatno, akan  terus meningkatkan prestasi agar mampu mencapai keunggulan dan kemajuan. Dengan menegakkan enam pilar itu, em­pat variabel dalam prinsip pendidi­kan berkemajuan dapat diimplemen­tasikan dengan baik, sehingga kampus memiliki ke­unggulan dan reputasi ba­gus. Tak ha­nya di Uham­ka, tetapi juga di seluruh perguruan tinggi di lingkungan Mu­hammadiyah, terutama dalam me­ngem­bangkan pu­sat-pusat keunggu­lan.

Riset dan kolaborasi

Salah satunya adalah keunggulan di Fakultas Kedokteran. Saat ini Muhammadiyah memiliki 12 Fakultas Kedokteran yang bisa jadi di yayasan lain tidak memiliki sebanyak itu. Ada lima perguruan tinggi Muhamma­di­yah yang telah mendapatkan akredi­tasi A. "Secara bertahap kita akan te­rus meningkatkan universitas Mu­hammadiyah lain agar menda­pat­kan akreditasi A juga," jelas dia.

Selain  akreditasi A, keunggulan Uhamka adalah kerja sama dengan berbagai universitas asing. Sejauh ini Uhamka telah menjalin  kerja sama dengan  15 universitas asing. Bentuk ker­ja sama, bukan hanya dalam hal  pertukaran mahasiswa dan dosen, tapi juga dalam riset dan kolaborasi antar-universitas.

Upaya ini dilakukan agar Uhamka menjadi bagian dari dakwah interna­sio­nalisasi. Katanya, bagi Uhamka, kerja sama  ini menjadi bagian tidak terpisahkan dalam meningkatkan in­ternasionalisasi, sehingga dapat men­capai universitas kelas dunia sebagai bagian dari daya saing bangsa.

Disebutkan, salah satu kerja sama yang terbaru adalah  dengan tiga kam­pus di Australia pada Februari 2018 lalu. Nota kesepahaman telah ditan­datangai Uhamka dengan tiga univer­sitas, di antaranya Holmesglen Insti­tute, Victoria Governs, dan Victoria University.

Terkait mutu  dan serapan tenaga kerja lulusan Uhamka, Suyatno me­nga­takan, dari tahun ke tahun kualitas mahasiswa terus meningkat. Dalam rencana strategis, mahasiswa tidak dapat lulus jika indeks prestasinya kurang dari 3,0.

Sementara, untuk meningkatkan serapan tenaga kerja lulusan Uhamka, para alumni ini ikut serta bersama 52 perguruan tinggi Muhammadiyah lain bekerja sama dengan Jepang. Kerja sa­ma ini dilakukan untuk memfa­si­litasi para alumni yang akan berkarier di ne­geri tersebut. "Peluang terbuka un­tuk bidang keperawatan, kebida­nan, teknik, manajemen bisnis, dan bidang lainnya sesuai kebutuhan." 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement