REPUBLIKA.CO.ID, Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) terus berupaya meningkatkan mutu, baik lembaga maupun lulusannya. Menurut pandangan Rektor Uhamka Prof Suyatno, terdapat enam pilar untuk meningkatkan kualitas Uhamka, terutama agar mampu meraih akreditasi A dan mempertahankannya.
Pertama, pihaknya memperhatikan tata kelola kampus yang baik. "Artinya, good university governance harus baik, sama halnya seperti sebuah perusahaan yang memiliki tata kelola yang baik," ujar Suyatno, Rabu (16/5).
Kedua, sebagai universitas harus dapat menjaga nama baik lembaga karena menyangkut akreditasi, termasuk kelembagaan program studi dan institusi yang ada di Uhamka. Menguatkan sumber daya manusia, di antaranya memiliki pendidikan tinggi hingga profesor, pangkat akademik, riset yang bagus, juga proses pembelajaran yang berkualitas.
Ketiga, lanjut dia, adalah tersedianya sumber daya dukung yang berkualitas, seperti fasilitas pendidikan mulai dari gedung, laboratorium, pusat-pusat pengembangan keunggulan, pusat riset, perpustakaan, lembaga kemahasiswaan, termasuk sumber daya keuangan yang bagus, sehingga dapat membiayai seluruh proses pendidikan.
Keempat, jumlah mahasiswa yang terus meningkat. "Jangan ada program studi yang tidak ada mahasiswanya. Minimal di Uhamka satu rombongan belajar berjumlah 30 orang satu prodi," jelas dia.
Kelima, sistem informasi berbasis IT harus mendukung. Dan, yang terakhir, menurut dia, adalah dapat mempertahakan dan memperhatikan kesejahteraan seluruh civitas akademika, sehingga mampu memperkuat akreditasi yang unggul. Selain itu untuk mendukung penguatan akreditas juga dilakukan dengan membangun pusat-pusat keunggulan dan daya penggerak dengan baik.
Uhamka, kata Suyatno, akan terus meningkatkan prestasi agar mampu mencapai keunggulan dan kemajuan. Dengan menegakkan enam pilar itu, empat variabel dalam prinsip pendidikan berkemajuan dapat diimplementasikan dengan baik, sehingga kampus memiliki keunggulan dan reputasi bagus. Tak hanya di Uhamka, tetapi juga di seluruh perguruan tinggi di lingkungan Muhammadiyah, terutama dalam mengembangkan pusat-pusat keunggulan.
Riset dan kolaborasi
Salah satunya adalah keunggulan di Fakultas Kedokteran. Saat ini Muhammadiyah memiliki 12 Fakultas Kedokteran yang bisa jadi di yayasan lain tidak memiliki sebanyak itu. Ada lima perguruan tinggi Muhammadiyah yang telah mendapatkan akreditasi A. "Secara bertahap kita akan terus meningkatkan universitas Muhammadiyah lain agar mendapatkan akreditasi A juga," jelas dia.
Selain akreditasi A, keunggulan Uhamka adalah kerja sama dengan berbagai universitas asing. Sejauh ini Uhamka telah menjalin kerja sama dengan 15 universitas asing. Bentuk kerja sama, bukan hanya dalam hal pertukaran mahasiswa dan dosen, tapi juga dalam riset dan kolaborasi antar-universitas.
Upaya ini dilakukan agar Uhamka menjadi bagian dari dakwah internasionalisasi. Katanya, bagi Uhamka, kerja sama ini menjadi bagian tidak terpisahkan dalam meningkatkan internasionalisasi, sehingga dapat mencapai universitas kelas dunia sebagai bagian dari daya saing bangsa.
Disebutkan, salah satu kerja sama yang terbaru adalah dengan tiga kampus di Australia pada Februari 2018 lalu. Nota kesepahaman telah ditandatangai Uhamka dengan tiga universitas, di antaranya Holmesglen Institute, Victoria Governs, dan Victoria University.
Terkait mutu dan serapan tenaga kerja lulusan Uhamka, Suyatno mengatakan, dari tahun ke tahun kualitas mahasiswa terus meningkat. Dalam rencana strategis, mahasiswa tidak dapat lulus jika indeks prestasinya kurang dari 3,0.
Sementara, untuk meningkatkan serapan tenaga kerja lulusan Uhamka, para alumni ini ikut serta bersama 52 perguruan tinggi Muhammadiyah lain bekerja sama dengan Jepang. Kerja sama ini dilakukan untuk memfasilitasi para alumni yang akan berkarier di negeri tersebut. "Peluang terbuka untuk bidang keperawatan, kebidanan, teknik, manajemen bisnis, dan bidang lainnya sesuai kebutuhan."