Jumat 01 Jun 2018 00:43 WIB

MUI Tanggapi Kebijakan Larangan WNI Ke Israel

Indonesia harus istiqamah membela kemerdekaan Palestina

Rep: Fuji E Permana/ Red: Friska Yolanda
Jamaah Shalat Jumat berfoto di depan bangunan Kubah Sakhrakh di kompleks Masjid Al Aqhsa Yerusalem, Jumat (18/5). Penjajah Israel membuka akses wilayah ini bagi jamaah Shalat Jumat wanita, anak-anak, dan laki-laki berumur di atas 40 tahun.
Foto: Mahmoud Illean/AP
Jamaah Shalat Jumat berfoto di depan bangunan Kubah Sakhrakh di kompleks Masjid Al Aqhsa Yerusalem, Jumat (18/5). Penjajah Israel membuka akses wilayah ini bagi jamaah Shalat Jumat wanita, anak-anak, dan laki-laki berumur di atas 40 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Hubungan Luar Negeri KH Muhyidin Junaidi menyampaikan, MUI menyambut baik kebijakan Israel yang melarang warga negara Indonesia (WNI) berkunjung ke Israel. Menurutnya, larangan Israel tersebut merupakan kebijakan yang mendatangkan keberkahan bagi Bangsa Indonesia.

"Pemerintah (Indonesia) sebaiknya segera mengeluarkan kebijakan serupa sebagai bukti nyata bahwa Indonesia adalah negara berdaulat penuh, ini sebagai penjabaran sikap Indonesia yang masih menganggap Israel (sebagai) negara yang menjajah bangsa Palestina," kata KH Muhyidin kepada Republika.co.id, Kamis (31/5).

Ia mengatakan, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu semakin congkak dan arogan setelah mendapat dukungan penuh dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Bahkan, Netanyahu tidak segan meminta AS agar cepat mengakui dataran tinggi Golan yang dianeksasi Israel sejak tahun 1967 sebagai wilayah Israel.

Baca juga, Biro Perjalanan Terima Surat Larangan WNI Masuk Israel

Ia menegaskan, sekarang momentum terbaik bagi Indonesia untuk menunjukan jati dirinya di tengah meredupnya dukungan negara-negara Arab terhadap perjuangan Palestina. Berdasarkan data statistik terkini, penduduk Arab Muslim di Yerusalem hanya tinggal 27 persen.

"Alasan Israel agar Jakarta (Indonesia-red) membuka hubungan diplomatik dengan Israel supaya bisa lebih aktif memperjuangkan kemerdekaan Palestina adalah sebuah jebakan politik, kenyataan di lapangan negara-negara Arab yang sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel juga tak bisa berbuat banyak bahkan mereka menyesali sikap kooperatif tersebut," ujarnya.

Baca juga, Indonesia Batalkan Visa untuk Warga Israel

Menurut KH Muhyidin, membuka hubungan diplomatik dengan Israel lebih banyak mudharatnya dari pada manfaatnya. Indonesia harus tetap istiqomah dan meneguhkan bahwa kemerdekaan Palestina adalah harga mati dan tidak dapat dinegosiasikan.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement