Selasa 05 Jun 2018 16:40 WIB

Film Solo Tambah Catatan Buruk Sekuel Star Wars di Cina

Star Wars tidak punya basis penonton di Cina.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Indira Rezkisari
Solo: A Star Wars Story
Foto: Lucasfilm via AP
Solo: A Star Wars Story

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pendapatan film Solo: Star Wars Story cukup mengecewakan di 10 hari pertama. Khususnya di Amerika Utara yaitu hanya 148,9 juta dolar AS. Angka tersebut jauh lebih kecil dibanding dengan Star Wars: The Last Jedi, yang mendapatkan laba lebih banyak hanya dari pembukaan akhir pekan.

Namun, situasinya jauh lebih buruk di pasar Cina, yang terbilang sebagai pasar box office terbesar di dunia. Film yang bercerita tentang masa muda Han Solo tersebut, memulai debutnya di posisi ketiga tangga box office, dengan hanya meraup 10,1 juta dolar AS. Angkanya terus turun ke posisi enam dengan pendapatan hanya 2 juta dolar AS.

Dengan perolehan tersebut hingga saat ini, dan pangsa pasar yang terus menurun, menjadikan Solo: Star Wars Story sebagai film paling buruk di Hollywood. Star Wars: The Force Awakens menghasilkan 124 juta dolar AS pada tahun 2016.

Rogue One menurun hampir setengahnya menjadi 69 juta dolar AS, meskipun dibintangi Donnie Yen dan Jiang Wen, dua bintang terbesar Cina. The Last Jedi bernasib lebih buruk, mereka hanya mendapatkan 42 juta dolar AS, angka yang tidak mungkin menempati 50 besar di Cina pada 2018.

Dan sekarang Solo, dengan jumlah pendapatan sangat kecil, apakah judul film selanjutnya layak menerima slot untuk kuota yang terbatas untuk film impor. ''Waralaba benar-benar kehilangan daya tarik. Bisa dibilang, sekarang terjebak dalam lingkaran setan,'' kata James Li, pendiri riset pasar Beijing Fanink, yang menyediakan pelacakan untuk semua rilis besar Hollywood di pasar, dikutip dari Hollywood Reporter, Selasa (5/6).

Jimmy Wu, CEO Lumiere Pavilions, jaringan teater prestise dengan lebih dari 30 bioskop yang tersebar di seluruh pusat kota terbesar di negara itu menyatakan, Star Wars tidak memiliki penonton dari kalangan anak muda di Cina. Walaupun ada penggemar setia di kota besar yang memahami budaya Star Wars.

''Tidak ada basis penonton untuk film-film ini,'' ungkap Wu. Dengan merek Star Wars yang agak ternoda di kalangan arus utama Cina, Disney kini menghadapi beberapa dilema yang tampaknya sulit. Mengingat bahwa Cina hanya berjarak dua hingga tiga tahun untuk menjadi pasar film terbesar di dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement