Rabu 06 Jun 2018 23:22 WIB

Luhut Optimistis Iklim Investasi Membaik

Indonesia memiliki potensi investasi di bidang e-commerce dan baterai lithium

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan, dan Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mensosialisasikan aturan ganjil genap di Pintu Masuk Tol Bekasi Barat, Senin (5/3).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan, dan Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mensosialisasikan aturan ganjil genap di Pintu Masuk Tol Bekasi Barat, Senin (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan optimis iklim investasi di Indonesia akan semakin membaik. Ia menjelaskan beberapa proyek investasi yang saat ini sedang dijalankan.

One Belt One Road (OBOR) yang sempat ditawarkan Indonesia ke China mendapatkan respon positif. Beberapa proyek akan mulai dijajaki kedepannya. Salah satunya adalah pembangunan pembangkit listrik dan pengembangan pelabuhan yang bekerjasama dengan Inalum.

Luhut menjelaskan China mulai tertarik dengan konsep kawasan industri yang dicanangkan oleh Inalum. Pembangunan smelter yang terintegrasi dengan Pelabuhan dan Pembangkit Listrik akan membawa nilai investasi yang besar kedepan.

"Inalum pingin masuk ambil hydropowerplan, lalu dengan smelternya dan sea portnya. Dia kerjasama juga ini dengan Cina," ujar Luhut di Kantornya, Rabu (6/6).

Luhut juga menjelaskan tak hanya program OBOR saja, ia melihat peluang investasi di bidang e commerce juga sedang melejit. Ia mengatakan beberapa perusahaan mendapat suntikan dana dari luar yang jumlahnya miliaran dolar AS. Hal ini pertanda bahwa iklim investasi mulai semakin membaik.

"Investasi besar juga pembangunan smelter. Ini belum pernah terjadi bertahun tahun," ujar Luhut.

Selain itu di sektor mobil listrik, kata Luhut pihaknya sedang membuka peluang kerjasama dengan berbagai pihak untuk bisa mengembangkan baterai lithium. Ia mengatakan cadangan yang ada di Indonesia bisa diolah sehingga ketika mobil dan motor listrik berkembang maka Indonesian tidak perlu lagi impor baterai.

"Kita lagi negosiasi untuk mempush, kita bisa masuk lithium batrei dari hasil nikel kita, cobalt kita, jadi kita bisa olah sendiri," ujar Luhut.

Ia mengatakan peluang investasi yang ada ini ia berharap juga bisa disambut baik oleh asosiasi pengusaha. Baik KADIN ataupun pengusaha lainnya. Ia menilai, dengan adanya kerjasama B to B ini bisa meningkatkan geliat bisnis.

"Jadi biar juga nggak ada orang bilang investasi nambah utang negara. Kita mau bisnis to bisnis. Biar sektor usaha juga bisa jalan," ujar Luhut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement