REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) sudah mengembangkan 1.313 desa mandiri benih (DMB) sejak 2015. Peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan I Nyoman Widiarta mengatakan, DMB merupakan salah satu bagian dari visi Nawacita pemerintahan Jokowi-JK yang menginginkan terjadinya kedaulatan pangan Indonesia.
Menurut Widiarta, salah satu sasaran kedaulatan pangan adalah kemampuan bangsa mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri atau swasembada pangan. Sesuai peta jalan menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045, sasaran swasembada berkelanjutan untuk beras ditargetkan tercapai di 2016 dan dipertahankan sampai menjadi lumbung pangan di tahun 2045.
Widiarta mengatakan, peningkatan produksi padi ditentukan oleh luas areal panen dan produktivitas. Keduanya juga dipengaruhi varietas unggul. “Varietas unggul dengan potensi hasil tinggi bila dibudidayakan dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu spesifik lokasi, dapat meningkatkan produktivitas,” kata Widiarta.
Karena itu, penerima penghargaan Peneliti Padi Berjasa 2002 dari Menteri Pertanian ini melanjutkan, ketersediaan benih bermutu sangat vital sebagai pembawa keunggulan genetik varietas baru. Penggunaan benih bermutu dilihat dari benih bersertifikat yang digunakan. Untuk padi, baru mencapai 50,86 persen dari jumlah kebutuhan benih 349.540 ton yang dipasok produsen benih dari sistem perbenihan komersial, sisanya dipenuhi dari benih asalan yang diproduksi oleh masyarakat.
Penggunaan benih asalan tidak memungkinkan varietas baru untuk mencapai potensi hasil sesuai keunggulan genetiknya. “Sehingga target peningkatan produktivitas dan produksi sulit tercapai.”
Langkah strategis Kementan dalam meningkatkan mutu benih adalah dengan mengembangkan DMB. Balitbangtan melalui kegiatan Sekolah Lapang (SL) Kedaulatan Pangan Mendukung Swasembada Pangan Terintegrasi Desa Mandiri Benih, mengimplementasikan model DMB dalam kegiatan SL-DMB pada atau berdampingan dengan unit DMB padi yang dikembangkan Ditjen Tanaman Pangan.
Model DMB dibangun menggunakan referensi Model Sistem Perbenihan Berbasis Masyarakat yang dikembangkan oleh Consortium Unfavourable Rice Environment (CURE), IRRI yang melibatkan jaringan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), BPTP dan Kelompok Tani (Keltan) Mandiri Benih, berkoordinasi dengan unit pelaksana teknis terkait, seperti BPSB dan Dinas Pertanian di daerah.