REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA -- Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyiapkan program satu desa satu hafidz Quran di seluruh Jawa Barat. Program ini tercetus dalam rangka, menciptakan generasi qurani di provinsi berjumlah penduduk terbesar di Indonesia tersebut. Keinginan pasangan Cagub Deddy Mizwar ini, terungkap saat menerima undangan warga Desa Cipta Gumati Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, beberapa waktu lalu.
Menurut Dedi, program ini berlaku khusus bagi mereka yang masih anak-anak dan remaja. Usia tersebut, sangat mudah menerima hafalan Alquran saat ber-talaqi atau saat setor hafalan kepada guru ngajinya. "Mewujudkan satu desa satu hafidz bukan hal yang tidak mungkin. Kuncinya, ada pembinaan dan motivasi sejak dini untuk anak-anak," ujar Dedi, melalui rilis yang diterima Republika.
Karena itu, anak-anak ini harus diarahkan untuk menghafal Alquran sejak kecil. Apalagi, jika pasangan nomor urut empat ini menang, pihaknya akan mendorong supaya seorang hafidz cilik akan dibiayai pendidikannya sampai perguruan tinggi. Hal ini, sebagai bentuk apresiasi pemerintah untuk menstimulus anak lain guna menjadi penghafal Alquran. "Syaratnya, kalau sudah menjadi hafidz dan lulus perguruan tinggi, dia harus kembali ke desa dan mengajar Alquran," ujarnya.
Program ini, menurut mantan Bupati Purwakarta tersebut akan melibatkan kiai kampung. Pasalnya, khazanah pengetahuan Islam bukan hanya terdapat pada uUlumul Qur’an (Ilmu tentang Alquran). Tetapi, penguasaan kitab kuning yang dimiliki kiai kampung juga sangat dibutuhkan masyarakat Jawa Barat. Karena itu, kemampuan para kyai kampung ini, tidak usah diragukan lagi. Mengingat, mereka memiliki adab yang luhur. Sehingga, bisa ditularkan kepada anak didiknya.Nantinya, para hafidz dan kiai kampung tersebut mendapatkan insentif dari Pemprov Jabar. Insentif tersebut, sebagai bentuk apresiasi pemerintah atas kiprah pemberdayaan umat yang mereka lakukan.
"Misalnya insentif bantuan membangun ‘tajug’ untuk mereka. Kemudian, kita perbaiki tempat mengaji anak-anak di kampung. Atau, bisa juga dalam bentuk pengadaan kitab kuning dan buku penunjang," ujarnya.