REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Terkait dengan kabar pindahnya politikus PPP Haji Lulung ke PAN, anggota Dewan Kehormatan (Wanhor) PAN, Dradjad Wibowo membenarkannya. Saat ini PAN sedang memikirkan apakah Hj Lulung akan maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) untuk provinsi atau DPR RI.
"Saya pribadi lebih condong kalau yang bersangkutan) ke DPR RI. Ada ikatan emosional karena DKI ini dapil saya tahun 2004-09, waktu itu namanya masih DKI 1 dengan daerah: Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu,” kata Dradjad kepada Republika.co.id, Ahad (17/6).
Saat ini masih dipertimbangkan dengan matang. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang akan memberikan keputusan finalnya.
Terkait pindahnya Hj Lulung ke PAN, Dradjad melihat kombinasi sikap tegas yang diambil Ketua Wanhor PAN Amien Rais, dan keluwesan dalam pergaulan politik yang ditunjukkan Zulkifli Hasan, ternyata menjadi daya tarik bagi banyak tokoh politik parpol lain.
Saat ini politikus yang paling banyak pindah ke PAN adalah tokoh-tokoh eks PPP, seperti Haji Rhoma Irama, Eggy Sudjana dan Haji Lulung. "Tapi dari PDIP pun ada, yaitu kang Miing (Dedi Gumilar),” jelas Dradjad.
Kenapa banyak dari PPP? Dradjad melihat hal ini karena ketegasan Amien Rais dalam Pilgub DKI dan gerakan 212. Selain itu mereka melihat PAN sebagai partai modern di mana banyak intelektual yang bergabung.
"Kombinasi Islam, modern dan intelektual ini sepertinya menjadi daya tarik bagi tokoh-tokoh tersebut,” kata politikus senior ini.
Sebelumnya, Abraham Lunggana (Haji Lulung) beri sinyal dirinya akan segera berlabuh ke Partai Amanat Nasional (PAN). Sebelumnya Haji Lulung dipecat dari PPP.
"Insya Allah, lihat baju saya udah biru kan?" kata Haji Lulung saat ditemui di Masjid At-Tin, Ahad (17/6).
Ia pun menjelaskan alasan kepindahan dirinya ke PAN lantaran PPP telah meninggalkan umat. Ia mengungkapkan, ia dipecat karena tidak mendukung mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
"Kalau baca anggaran dasar, saya salah enggak? Enggak salah. Makanya saya enggak nuntut, saya hijrah," ujarnya.
Ia juga mengajak 10 kursi di DPRD DKI Jakarta yang juga dipecat kubu Djan Faridz untuk bersama-sama hijrah ke partai lain. Meskipun begitu, dirinya belum mengetahui pasti apakah akan mencalonkan diri menjadi calon legislatif di tahun 2019 mendatang.
"Nyaleg belum tentu, karena sampai sekarang saya belum daftar, doain aja Insya Allah," tuturnya.
Pemecatan Lulung mulai berlaku Maret 2017 lalu. Menurut Djan, Lulung sudah memutuskan untuk mendukung pasangan calon (Paslon) nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Tak hanya Lulung, tapi sembilan kader yang juga digantikan oleh PPP versi Djan Faridz tersebut.