Jumat 22 Jun 2018 13:06 WIB

Mahathir Mencemooh Bantahan Najib Razak Terkait Skandal 1MDB

Najib Rajak bersikeras tidak pernah melakukan hal ilegal apapun terkait dana 1MDB

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad
Foto: The Star
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Mahathir mencurahkan cemooh terhadap pendahulunya, Najib Razak, pada Kamis (21/6). Cemooh tersebut disampaikan Mahathir karena Najib menyangkal mengetahui jutaan dolar dari dana negara 1MDB yang dimasukkan ke dalam rekening pribadinya.

"Siapa yang akan percaya dengannya kalau dia tidak tahu menahu akan tandatangan atas perjanjian yang dia sepakati?," ketus Mahathir kepada Malay Mail.

Menrut Mahathir, Najib telah kehilangan kredibilitas setelah menyangkal kegiatan ilegal dengan menyanggah tuduhan penggelapan dana 1MDB. Dia mengatakan, sekecil apapun dana yang keluar-masuk dari pinajaman awal sebesar 10,5 miliar dolar AS, dana tersebut mengalir berdasarkan tandatangan Najib.

Nominal tersebut merujuk pada akumulasi hutang 1MDB sejak didirikan Najib pada 2009 lalu. Mahathir mengatakan, jika Najib menyangkal telah melakukan hal ilegal terhadap dana 1MDB, artinya dia tidak mengetahui apa artinya sebuah tandatangan.

Sebelumnya, Najib membantah tuduhan yang dilontarkan Mahathir. Dia berkeras jika dirinya tidak pernah melakukan hal ilegal apapun terkait 1MDB.

Menurut Najib, kalaupun ia berbuat hal ilegal, dewan manajemen keuangan tidak terikat untuk melakukan perintahnya. "Sejauh yang saya tahu, saya tidak melakukan apapun yang melanggar hukum (terkait 1MDB)," kata Najib.

Najib juga mengaku tidak mengetahui sama sekali aliran dana senilai ratusan juta dolar yang dikirimkan ke rekening pribadinya berasal dari 1MDB. Dia mengatakan, juga tidak mengetahui sama sekali jika uang yang telah digelapkan berubah menjadi asset secara global, termaduk kapal pesiar, lukisan, perhiasan dan properti.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement