REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI -- Serangan kera kembali terjadi di Wonogiri, Jawa Tengah. Kera-kera turun ke permukiman warga di Selogiri sejak beberapa pekan terakhir. Kehadiran kera-kera itu pun mengganggu warga sekitar.
“Kera di Selogiri sudah turun dan masuk ke permukiman warga, ke pekarangan, prinsipnya mereka kan cari makan. Tapi jelas itu mengganggu,” kata Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri Bambang Haryanto kepada Republika pada Jum’at (22/6).
Menurut Bambang turunnya kera-kera ke permukiman warga lantaran terjadinya perubahan iklim. Meningkatnya titik panas membuat kera-kera hutan kehabisan makanan hingga mencari ke permukiman warga. BPBD Kabupaten Wonogiri pun telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam untuk menindaklanjuti kera-kera yang mulai banyak berkeliaran di permukiman warga.
“Kera sudah mulai banyak kerena musim kemarau, turun dari gunung Wonogiri. Kita belum ada langkah masih menunggu dari BKSDA,” tuturnya.
Memasuki musim kemarau, BPBD Wonogiori pun telah memetakan wiayah rawan kekeringan dan kebakaran baik hutan, lahan maupun permukiman. ada sekitar 31 desa di 7 Kecamatan yang mendapat perhatian penuh lantaran masuk pada wilayah rawan kekeringan dan kebakaran.
BPBD Wonogiri mengatisipasi terjadinya kekeringan di wilayah Wonogiri Selatan serta kebakaran seperti di alas Ketu, Mbaturetno, Elmoko dan juga Manyaran. Diketahui berdasarkan BMKG, terjadi peningkatan titik panas atau hotspot sekitara 30 persen dari tahun lalu pada periode Januari hingga Juni.
Bahkan Kementerian Lingkungan Hindup dan Kehutanan (KLHK) telah menetapkan delapan Provinsi di Kalimantan dan Sumatra dalam status siaga terjadinya karhutla di musim kemarau.