REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Bolton akan mengunjungi Rusia pada Rabu (27/6). Isu hubungan bilateral akan menjadi salah satu fokus dalam kunjungan tersebut.
"Jelas, ini akan menjadi masalah stabilitas dan keamanan internasional, masalah perlucutan senjata, dan masalah-masalah regional yang terkenal, dan tentu saja hubungan bilateral," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov ketika ditanya tentang isu apa saja yang akan dibahas dengan Bolton, dikutip laman kantor berita Rusia TASS.
Namun Peskov belum dapat memastikan apakah Bolton juga akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. "Jika pertemuan seperti itu terjadi, kami akan memberitahu Anda," ujarnya.
Saat tiba di Rusia, Bolton dilaporkan akan mengadakan konsultasi tentang kemungkinan digelarnya pertemuan antara Putin dan Presiden AS Donald Trump. Pada awal Juni lalu, Peskov mengatakan kota Wina, Austria, dapat menjadi tempat pertemuan kedua pemimpin tersebut.
Komentar Peskov pun disambut Kanselir Austria Sebastian Kurz. Ia mengatakan bahwa dirinya telah menawarkan agar negaranya dapat menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Rusia-AS.
Hubungan antara Rusia dan AS memang tidak dalam kondisi baik. Pada April lalu, Rusia dan AS melakukan aksi pengusiran terhadap perwakilan diplomat dari negara masing-masing. Hal tersebut berkaitan dengan kasus penyerangan agen ganda Rusia Sergei Skripal.
Sementara itu, di dalam negeri AS, Rusia tengah menjadi sorotan karena diduga mengintervensi jalannya pilpres AS pada 2016. Rusia telah membantah tuduhan itu secara tegas.