REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Sekitar 1.300 pria dewasa yang sebagian besar tersebar di Kota Jayapura, Papua mengikuti program sunat atau sirkumsisi dengan menggunakan alat prepex. Sekretaris KPA Papua, Constant Karma, Sabtu (30/6), mengatakan minat pria di Papua untuk disunat meningkat karena pendekatan secara keagamaan terus dilakukan sehingga masyarakat mengetahui pentingnya disunat untuk kesehatan.
"Masyarakat semakin menyadari pentingnya sunat bagi laki laki karena terkait kesehatan," ujarnya.
Dia menambahkan saat ini bekerja sama dengan RSUD Jayapura telah menyediakan klinik bagi masyarakat yang mau disunat dengan menggunakan alat prepex. Prepex merupakan salah satu cara sunat dengan menggunakan alat sejenis karet yang saat pemasangan tidak menimbulkan rasa sakit dan hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit.
"Bagi yang ingin disunat dengan menggunakan prepex, silakan datang ke klinik bekas IGD RSUD Dok Dua setiap Selasa, Rabu, dan Jumat tanpa dipungut biaya," katanya.
Menurutnya program sunat menggunakan alat prepex dimulai sejak 2015 setelah diberi bantuan melalui Bill Clinton Foundation melalui Clinton Health Acces Initiative (CHAI) sebanyak 1.800 unit. Harga per unit mencapai 25 dolar AS dan bahannya habis pakai.
"Selain di Kota Jayapura, alat tersebut bisa dipasang di Nabire dan Wamena, karena tenaga medisnya sudah dilatih terlebih dahulu, dan menyusul Merauke yang akan segera dilatih," ujar Constan.
Dia mengatakan sosialisasi tentang pentingnya sunat terus disosialisasikan karena dapat menekan menyebaran penyakit seksual, termasuk HIV. "KPA Papua akan terus mengandeng tokoh agama dan tokoh masyarakat agar makin banyak pria di Papua yang mau disunat demi kesehatannya pribadi," kata Karma.