Senin 02 Jul 2018 01:49 WIB

Pencarian Korban KM Sinar Bangun Masih Nihil

Basarnas pertimbangkan penggunaan alat untuk angkut benda dari dasar air.

Red: Ratna Puspita
Warga mnyaksikan kapal Basarnas berlabuh usai operasi SAR korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di dermaga Tigaras, Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Minggu (1/7).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warga mnyaksikan kapal Basarnas berlabuh usai operasi SAR korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di dermaga Tigaras, Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Minggu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SIMALUNGUN -- Pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatra Utara, memasuki hari ke-14 pada Ahad (1/7) kemarin. Pada pencarian hari ke-14, Badan SAR Nasional (Basarnas) mengandalkan trawl (jaring pukat) yang ditarik KMP Sumut, dan hasilnya tetap nihil. 

Basarnas sempat mempertimbangkan kembali penggunaan Remotely Operated Vehicle (ROV) untuk operasi di Danau Toba, Sumatra Utara. Alat ini kemampuannya bisa mengangkat benda di dasar air.

"Lebih besar dan berat, butuh waktu dua bulanan dilepas dan dirakit kembali," ujar Dirops Basarnas Bambang Suryo Aji, pada acara pertemuan dengan Pemkab Simalungun, Basarnas, KNKT dan PT Jasa Raharja dengan keluarga korban di Balei Harungguan Djabanten Damanik, Pamatang Raya, Ahad (1/7).

Basarnas, kata Bambang, telah meminta pendapat dari para pakar dari sejumlah negara. Hasilnya, ia mengatakan, tidak memungkinkan dilakukan mengingat waktu kejadian kapal tenggelam sudah lama.