Jumat 06 Jul 2018 13:44 WIB

Wacana Duet Prabowo-AHY dan Sikap PKS

Prabowo akan menemui langsung SBY.

Rep: Mabruroh/Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Pertemuan SBY dan Prabowo di Cikeas beberapa waktu lalu.
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Pertemuan SBY dan Prabowo di Cikeas beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat mewacanakan perjodohan antara Prabowo Subianto dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Perjodohan ini mulai diusung pascakandasnya perjodohan Jusuf Kalla (JK)-AHY karena penolakan dari JK.

Wacana ini muncul pasca pertemuan antara Gerindra dan Demokrat. Waketum Demokrat, Syarif Hasan yang saat itu ditugaskan untuk bertemu dengan Prabowo Subianto membuahkan perihal arah politik untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

"Sore kemarin, Kamis (5/7), Waketum Partai Demokrat Pak Syarif Hasan bertemu dengan Ketua Umum Gerindra Pak Prabowo Subianto," ujar Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief melalui siaran pers, Jum'at (6/7).

Andi mengaku, kunjungannya ini menindak lanjuti atas kunjungan utusan dari Prabowo. Sehingga Syarif Hasan kemudian menjawab undangan tersebut dan langsung mengunjungi Prabowo di Kertanegara.

"Kunjungan Syarif Hasan ke kertanegara untuk mendengar langsung penjelasan Prabowo seperti yang sudah dikemukakan oleh utusan Prabowo sebelumnya, (pertemuan) menyangkut persoalan-persoalan penting situasi politik dan terutama menyangkut Pilpres," ujar Andi.

Baca juga: Pengamat: Dukungan TGB Menyiratkan Keinginan Maju ke Pilpres

Salah satu isi pembicaraan tersebut ujarnya, adalah membicarakan perihal skema koalisi Pilpres 2019 yakni, Gerindra-Demokrat. Oleh karena itu menurutnya pertemuan tersebut sangat penting karena menyangkut kemungkinan Prabowo berpasangan dengan AHY.

"Materi pembicaraan yang penting soal skema koalisi pilpres yang dikemukakan Prabowo cukup penting dan menyangkut kemungkinan Prabowo berpasangan dengan AHY," ujarnya.

Bahkan sambung Andi, Demokrat akan membahasnya langsung di internal partai perihal memasangkan Prabowo-AHY. Selain membicarakan di internal partai, direncanakan akan ada pertemuan-pertemuan selanjutnya.

"Diharapkan akan ada pertemuan puncak antara kedua ketum partai SBY dan Prabowo nantinya jika sudah ada kesepakatan bersama bentuk dan arah koalisi termasuk apakah AHY akan menjadi cawapres seperti yang dikemukakan Prabowo," terang Andi.

Baca juga: Terlalu Dini, Menilai TGB Berpihak ke Jokowi

Sementara, Prabowo mengakui sendiri akan menemui Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Pertemuan dilakukan guna penjajakan koalisi untuk Pilpres 2019 mendatang.

"Beliau pimpinan partai, saya pimpinan partai, sementara kita katakanlah mengadakan penjajakan begitu ya," ujar Prabowo di Jakarta, Kamis (5/7) malam.

Ini juga tindaklanjut pasca pertemuan Prabowo dengan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syariefuddin Hasan, Kamis (5/7) malam. Keduanya bertemu guna membuka komunikasi kedua partai untuk pilpres.

Menurutnya, pertemuan Prabowo-SBY guna membahas pandangan partai politik dalam Pilpres. Sehingga memungkinkan terjalinnya koalisi antara Gerindra dan Demokrat.

"Apa pandangannya dan sebagainya semakin lama semakin mengerucut dan pada waktunya mudah-mudahan tidak waktu lama memang ada rencana untuk kami ketemu, Pak Syarief Hasan hari ini datang dan kami sudah sepakat untuk terus berkomunikasi di hari-hari yang akan datang," ujarnya.

Baca juga: Dukungan TGB ke Jokowi Sudah Izin SBY?

Prabowo menambahkan, selain dengan Demokrat, Gerindra juga berencana bertemu dengan tokoh-tokoh dari partai lain. Menurut Prabowo, menjelang Pilpres komunikasi dengan berbagai pihak dilakukan untuk makin memantapkan koalisi di Pilpres.

"Jadi minggu-minggu ini saya kira intensitas komunikasi sangat meningkat. Keinginan kita adalah kita membuka komunikasi, menjalin hubungan baik sama semua pihak karena sebagaimana kita rasakan sekarang kan keadaan negara kita semakin memprihatinkan ya," ujar Prabowo.

Sikap PKS

Sementara, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid enggan mempersoalkan penjajakan koalisi yang tengah dilakukan Partai Gerindra dengan Partai Demokrat. Termasuk, wacana menyandingkan Prabowo dengan AHY.

"Ya nggak apa-apa namanya juga, apakah mereka berharap untuk berpasangan dengan Pak Prabowo atau bagaimana itu semuanya adalah bagian dari yang dibolehkan saja. Wajar dan boleh-boleh saja," ujar Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (6/7).

Baca juga: Masyarakat Telanjur Tempatkan TGB Sebagai Oposisi

Menurut Hidayat, PKS menghormati perkembangan yang terjadi di antara partai politik jelang Pilpres. PKS juga kata Hidayat tidak mempersoalkan penjajakan koalisi Partai Gerindra dengan partai lain, meski selama ini PKS sebagai partai yang paling intens berkomunikasi dengan Gerindra.

Bahkan PKS sebelumnya telah menyiapkan nama-nama kadernya untuk disandingkan dengan Prabowo di Pilpres mendatang. Hidayat menilai, bukan berarti PKS tidak menjadi pertimbangan Gerindra.

"Siapa bilang tidak jadi pertimbangan, itu kan baru informasi dari satu pihak, belum informasi seutuhnya. itu semuanya manuver-manuver yang biasa saja dilakukan dan biasa saja orang menyatakan klaim dan menyampaikan keinginan," kata Hidayat.

Wakil Ketua MPR itu menilai pada akhirnya akan ada pembicaraan komprehensif untuk mementukan pilihan yang terbaik. "Itu semua pasti akan dipikirkan pada waktunya melalui mekanisme proses yang semuanya dijalani," ujar Hidayat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement