Jumat 06 Jul 2018 16:09 WIB

Hamdan Zoelva: Waspada Provokasi dan Pererat Persatuan

Para kontestan dan masyarakat diimbau rekonsiliasi usai Pilkada.

Hamdan Zoelva
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Hamdan Zoelva

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat diminta untuk tetap waspada dari provokasi dan hoaks (berita bohong), serta melakukan rekonsiliasi kebangsaan untuk mempererat persatuan bangsa, setelah Pilkada serentak 2018 berjalan lancar dan aman. Pasalnya, dinamika paska Pilkada yang berpotensi mengancam perpecahan, tidak kalah besar dibandingkan sebelum Pilkada.

“Kita harus bersyukur Pilkada serentak 2018 lancar dan aman. Tapi seluruh masyarakat jangan euforia, apalagi lengah, terhadap berbagai upaya-upaya yang berpotensi menimbulkan keributan. Jangan sampai situasi damai ini dimanfaatkan kelompok radikal untuk memprovokasi yang kalah untuk membuat kekerasan dan tindakan terpuji lainnya. Kalau ada kecurangan atau masalah lainnya, serahkan ke mekanisme hukum,” ujar pakar hukum Dr Hamdan Zoelva, Jumat (6/7).

Mantan Ketua MK ini juga meminta kepada para kontestan dan masyarakat untuk melakukan rekonsiliasi pasca-Pilkada tersebut. Rekonsiliasi ini adalah hal paling pokok dalam situasi seperti ini.  Sekaligus menciptakan kesadaran terhadap masyarakat bahwa menang kalah adalah hal yang biasa dalam proses pemilihan umum itu. 

“Dalam Pilkada itu sudah pasti ada menang kalahnya.  Jadi siapapun yang terpilih kita harus terima dia sebagai pemimpin. Mungkin kita tidak setuju dia menjadi pemimpin, tapi begitulah aturan main yang kita gunakan untuk memilih pemimpin. Walaupun tidak setuju tapi begituah kesadaran kita yang harus kita bangun, karena itu merupakan proses berdemokrasi,” jelasnya..

Untuk itu dirimya mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk membangun kerjasama dan  saling memahami, meningkatkan toleransi, menghargai perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Itu adalah modal besar bangsa Indonesia untuk tetap bersatu sebagai bangsa. bangsa Indonesia.

“Tidak ada bangsa yang besar dan maju kalau  rakyatnya itu terus berkelahi dan bertengkar. Jadi kalau kita maju maka kedamaian adalah syarat utama untuk kita maju. Maka mari kita pelihara kebersamaan kita sebagai bangsa, mari kita pelihara  perdamaian dan keamanan kita bersama agar kita mampu bersaing dengan bangsa lain,” tutur mantan petinggi salah satu partai ini.

Secara umum, lanjut Hamdan, masyarakat Indonesia makin dewasa menjalani proses demokrasi. Ini harus diapresiasi. Pun situasi damai yang terjadi ini tidak lepas karena pengalaman Indonesia yang cukup panjang melaksanakan pemilihan umum.  Namun kesadaran berdemokrasi harus terus dilakukan untuk perdamaian Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement