REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mendorong Korea Utara dan Amerika Serikat untuk segera menyelesaikan proses denuklirisasi. Ia pun menjanjikan kerja sama ekonomi dengan Korut jika denuklirisasi selesai.
"Apabila pemimpin Kim Jong-un memenuhi janjinya terkait denuklirisasi, dia akan mampu mewujudkan kemakmuran di negaranya," kata Moon pada Jumat (13/2), menanggapi pertemuan antara Kim dan Presiden AS Donald Trump bulan lalu.
Ia memahami proses menyelesaikan denuklirisasi memang tidaklah mudah. Akan tetapi, apabila seluruh pihak dengan suka rela melakukannya maka ia optimistis tujuan perdamaian di Semenanjung Korea akan tercapai.
"Ini memang tidak pernah mudah. Namun apabila perjanjian pada saat pertemuan Kim dan Trump di Singapura diimplementasikan dengan ketulusan, maka tujuannya akan tercapai," ujar dia.
Korsel pun tidak hanya menanti proses denuklirisasi selesai dengan berdiam diri tanpa melakukan apapun. Moon mengatakan, ia berjanji membangun kerja sama ekonomi bersama Korut setelah denuklirisasi di Pyongyang diselesaikan.
Beberapa waktu lalu, Korsel juga telah memutuskan untuk menangguhkan simulasi pertahanan militer tahunan. Simulasi dan pelatihan tersebut biasanya dilakukan setiap musim panas per tahunnya. Namun, tahun ini demi mendukung denuklirisasi Korsel tidak melakukannya.
"Penangguhan ini adalah bentuk tindak lanjut dari penangguhan latihan militer, terkait perubahan hubungan antara Korsel dan Korut dan situasi keamanan negara," kata Menteri Keamanan Dalam Negeri Korsel, Kim Boo-kyum, dikutip Time, Selasa (12/7).