Sabtu 14 Jul 2018 12:59 WIB

Plastik Ditemukan di Perut Penyu yang Terdampar

Tim menduga penyu itu mati akibat memakan plastik.

Penyu
Foto: ABC News
Penyu

REPUBLIKA.CO.ID, SINGARAJA, BALI -- Tim dari Program Studi (Prodi) S1 Akuakultur Undiksha, Singaraja, Bali, menemukan plastik di dalam perut penyu mati di pantai Penarukan, Kecamatan Buleleng. Tim pada Jumat (13/7) pagi menemukan plastik di dalam perut seekor penyu yang mati setelah melakukan pembedahan (nekropsi).

Koordinator Program Studi S1 Akuakultur, Undiksha, Gede Iwan Setiabudi menduga penyu itu mati akibat memakan plastik. Sebab, tim Undiksha menemukan kerongkongan penyu itu tersumbat plastik, sehingga makanan menumpuk di kerongkongan tidak bisa masuk ke saluran pencernaan dan akhirnya penyu pun mati.

"Penyu yang terdampar di pantai Penarukan itu ditemukan dalam kondisi sudah mati pada Jumat (13/7) pukul 08.00 Wita. Penyu mati itu ditemukan petugas dari Polres Buleleng yang saat itu melakukan sambang pesisir," katanya.

Starbucks Hentikan Penggunaan Sedotan Plastik

Setelah itu, petugas Polres memberitahukan kepada tim Undiksha.Tim melakukan nekropsi di pantai setempat karena kondisi bangkai penyu itu sudah rapuh. Diperkiarakan penyu itu sudah mati 5-7 hari sebelumnya.

"Kasus penyu mati memakan plastik memang banyak ditemukan di Indonesia. Plastik yang berwarna transparan itu mirip dengan ubur-ubur di laut yang menjadi makanan asli dari penyu itu. Plastik itu dikira ubur-ubur," ujar Iwan.

Tim dari Prodi Akuakultur Undiksha mengharapkan masyarakat yang menemukan penyu atau ikan yang terdampar di perairan juga mau memberitahukan ke Undiksha agar bisa ditindaklanjuti dengan cepat, apalagi tim Undiksha juga memiliki program pengabdian masyarakat.

"Jika penyu atau ikan yang ditemukan itu masih hidup bisa segera dibawa ke pos konservasi nelayan di pantai Penimbangan. Jika sudah mati bisa dilakukan nekropsi agar kematian hewan laut itu bisa diketahui penyebabnya," katanya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement