Ahad 15 Jul 2018 15:53 WIB

PD Pasar Induk Gedebage Buka Posko Pengaduan

Ada beberapa versi kronologi terjadinya kebakaran.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Muhammad Hafil
Kebakaran di Pasar Gedebage, Bandung.
Foto: Humas Polrestabes Bandung
Kebakaran di Pasar Gedebage, Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PD Pasar Induk Gedebage membuka posko pengaduan pasca kebakaran di Pasar Induk Gedebage, Bandung, Ahad (15/7). Kepala PD Pasar Induk Gedebage, M Rizal Faisal menyebut, hingga pukul 12 siang, sudah ada 24 orang yang melaporkan.

"Kami membuat mencoba membuat pos pengaduan para pedangang bisa menyampaikan kepemilikan didasari bukti betul bahwa dia adalah pemilik kios yang terbakar sebenarnya," kata Rizal saat ditemui Republika.co.id, Ahad (15/7).

Kebakaran berdampak pada los 3,4,5 dan sebagian los 6 yang merupakan los sayuran. Meski begitu, sejumlah los bukan berada di bawah PD Pasar Induk Gedebage, melain milik perusahaan swasta.

"Tetapi karena ada etika dan nurani yang kita punya orang tidak melihat bahwa itu orang ketiga, secara umum masyarakat menilai itu PD pasar, maka kami mengambil langkah salah satunya menginventarisir berapa jumlah los yang kena kebakaran," jelas Rizal.

Pedagang yang terkena dampak berjumlah 170 dari 116 kios. Rizal menuturkan, terdapat beberapa kios yang juga menampung dua sampai empat pedagang.

"Dari 24 orang yang melapor, sampai jam 12 kerugian sudah mencapai 4,35 miliar, itu baru dari laporan, belum secara fisik ada tv, freezer dan lainnya.

Posko pengaduan akan terus dibuka hingga sampai semua pedagang melaporkan kiosnya. "Ada yang diminta bukti surat, ga bawa balik lagi, ada juga yang pemiliknya dari daerah lain lalu disewakan ke orang," jelas Rizal.

Rizal tidak dapat menyebut penyebab terjadinya kebakaran, karena masih ada beberapa versi kejadian dari saksi mata. Namun kondisi angin kencang dan bangunan dari bahan mudah terbakar membuat kebakaran menjalar dengan cepat.

"Menurut info pedagang katanya ada yang konslet listrik ada yang bilang dari warung nasi karena tidak smua komoditi jual sembako atau sayuran," jelas Rizal.

Versi pedagang

Sementara, menurut salah satu pedagang, Nugraha, kejadian berawal dari teriakan pedagang lain sekitar pukul 12 malam. "Kita kira orang yang lagi tawuran atau berantem, ternyata setelah di lihat asap udah keluar," kata Nugraha.

Saat itu, api belum terlihat jelas, Nugraha dan sejumlah pedagang lain mencoba memadamkan api seadanya. "Lalu kita coba dobrak pintu di lokasi lain ternyata api sudah menyebar dan gak ketolong," papar Nugraha.

Dalam hitungan beberapa menit saja, api sudah menghabiskan kios. Menurut Nugraha, api cepat menyebar karena angin kencang dan ada tabung gas di titik api.

Akibatnya, Nugraha tidak bisa menyelamatkan barang dagangan yang berada di kios milik keluarganya. "Kebetulan juga turun barang malam lagi banyak untuk stok sampai senin," jelas Nugraha.

Untungnya, kondisi keluarga Nugraha dan orang tuanya tidak terjadi apa-apa. Namun kerugian tokonya hingga 700 juta rupiah.

"Di kios kakak saya sama sekali ga ada yang bisa diambil, karena lagi dikunci, motor didalam dua kebakar," jelas Nugraha.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement