Selasa 17 Jul 2018 16:40 WIB

NATO: Pernyataan Negosiasi AS-Taliban Disalahtafsirkan

Taliban enggan berunding dengan pemerintah Afghanistan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Petempur Taliban berkumpul bersama warga di distrik Surkhroad, Provinsi Nangarhar, Kabul, Afghanistan, Sabtu (16/6).
Foto: AP Photo/Rahmat Gal
Petempur Taliban berkumpul bersama warga di distrik Surkhroad, Provinsi Nangarhar, Kabul, Afghanistan, Sabtu (16/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemimpin Pakta Perdamaian Atlantik Utara (NATO) John Nicholson mengonfirmasi pernyataan terkait kesiapan Amerika Serikat (AS) untuk berunding dengan kelompok bersenjata Taliban. Dia mengatakan, komentarnya terkait hal tersebut telah disalahartikan.

Komentar yang dia maksud adalah saat Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, Paman sam siap berunding dengan Taliban dan mendiskusikan peran pasukan internasional di Afghanistan.

"Saya menegaskan kembali jika pernyataan Menteri Pompeo yang saya katakan itu telah disalahtafsirkan," kata John Nicholson.

Dia mengatakan, pernyataan Pompeo yang seharusnya adalah perundingan damai akan melibatkan pasukan internasional dan AS siap bekerja sama dengan Taliban, pemerintah serta rakyat Afghanistan untuk mewujudkan perdamiaan. Dia menegaskan, AS bukanlah pengganti peran dari pemerintah atau masyarakat Afghanistan terkait perundingan damai tersebut.

Kelompok bersenjata Taliban enggan melakukan perundingan dengan pemerintah Afghanistan yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani. Mereka menegaskan, perundingan damai hanya akan terjadi jika Taliban berunding langsung dengan AS dan pasukan internasional yang berada di negara tersebut ditarik.

Secara pribadi, Nicholson mengaku memahami peran besar yang dimiliki AS dalam perundingan damai dengan Taliban. Ia berharap, Taliban juga menyadari hal itu karena bisa membantu proses perdamaian maju selangkah.

Sementara, Juru bicara kantor urusan politik Taliban di Qatar Sohail Shahin mengatakan, ia masih menunggu konfirmasi dari Washington. Namun menyambut baik pendekatan baru AS. Dia mengatakan, perundingan damai langsung dengan AS merupakan hal yang ditunggu-tunggu.

Menurut Shahin, sebagai langkah pertama, dia berharap PBB akan menghapus nama-nama pemimpin Taliban dari daftar hitam. Dia juga menambahkan, bahwa kehadiran pasukan internasional di negaranya adalah persoalan utama, termasuk personel AS.

Sebelumnya, Pempeo mengatakan AS siap memediasi, memfasilitasi, dan ikut serta dalam perundingan damai dengan Taliban. Namun, dia mengatakan, proses perundingan damai sepenuhnya akan dipimpin oleh pemerintah Afghanistan dan peran AS hanya sebatas pasukan internasional.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement