Selasa 17 Jul 2018 21:02 WIB

Tiga Pelajaran Penting dari Burung

Banyak pelajaran melalui permisalan burung yang dikisahkan,

Burung merpati, ilustrasi
Burung merpati, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh Ratna Ajeng Tejomukti 

Hanya ada beberapa hewan yang hidup harmonis bersama manusia di habitat perkotaan. Salah satunya adalah burung. Seperti kucing, burung telah diperlakukan secara ekstrem sepanjang sejarah baik disembah sebagai dewa atau dianiaya.

Orang Mesir kuno menggambarkan dewa mereka sebagai burung. Namun, pada zaman modern, burung, seperti merpati dan gagak, menjadi gangguan bagi penduduk kota. Industrialisasi dan deforestasi juga menjadi ancaman signifikan bagi keberadaan satwa satu ini.

Pemerintah kota mencoba menemukan cara-cara yang tidak layak untuk menyingkirkannya. Sebagai contoh, dewan kota Ukraina berencana membuat burung- burung mabuk anggur sebelum memusnahkan mereka. Islam memiliki sejumlah kisah burung. Bahkan, Allah memberikan pelajaran melalui permisalan hewan itu.

Burung Penolong Rasulullah 

Dalam sebuah hadis riwayat dari Abu Hurairah, Rasulullah ditanya, apakah ada imbalan melayani hewan? Sang Nabi menjawab, Ya, ada hadiah karena melayani setiap makhluk hidup yang bernyawa.

Ada beberapa ayat yang terkait dengan hewan dan referensi mengenai tanggung jawab interaksi manusia-hewan di dunia. Nabi Muhammad mengajarkan orang-orang untuk berbelas kasih kepada semua ciptaan Tuhan.

Burung adalah hewan yang melindungi Rasulullah dan sahabat saat bersembunyi di dalam gua sekitar Makkah. Hewan tersebut menjadi penanda, bahwa gua tidak dihuni manusia.

Menangkap Burung Tindakan Keji 

Dalam sebuah hadis, Rasulullah mengatakan, burung seperti kucing, dihormati dan dilindungi. Suatu ketika Rasulullah melakukan perjalanan. Dia meninggalkan sahabatnya.Selama Rasulullah pergi, para sahabat melihat seekor burung yang disebut Hummara dan membawa dua anak burung menjauh dari induknya.

Burung induk itu berputar-putar di atas udara, memukuli sayapnya dalam kesedihan.Ketika Nabi kembali dan berkata: "Siapa yang telah menyakiti perasaan burung ini dengan mengambil anak-anaknya? Kembalikan mereka padanya". Sahabat Nabi kemudian membawa anak-anak burung di semak-semak yang sama saat disembunyikan.

Nabi juga menyebutkan menangkap burung dan memenjarakan mereka di dalam kandang tanpa tujuan khusus dianggap keji.

Nabi Adam dan Gagak 

Peristiwa pembunuhan manusia pertama kali adalah antara dua anak Adam: Qabil dan Habil. Ketika itu, Qabil membunuh Habil karena tipu muslihat Iblis yang menyusupkan rasa iri, dengki, dan hasut kepada Adam dan keturunannya.

Allah mengirimkan burung gagak untuk mengajarkan anak cucu Adam bagaimana menguburkan mayit. Kemudian, Allah menyuruh mencari burung gagak menggali di bumi agar Qabil memperhatikan bagaimana menguburkan mayat saudaranya.

Berkata Qabil, Celaka aku, mengapa tidak mampu berbuat seperti burung gagak, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku." Karena itu, jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.(Al-Ma'idah 5:31).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement