REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Slamet Maarif menuturkan alasan Kapitra Ampera bergabung dengan PDIP sebagai caleg tidak rasional. Sebab, bila Kapitra ingin Habib Rizieq Shihab menjadi capres, seharusnya bergabung dengan partai oposisi pemerintah.
"Ingin HRS capres tapi karena kelihatannya tidak akan tercapai kemudian bergabung dengan kelompok yang memusuhi Habib Rizieq. Ini enggak rasional. Harusnya bergabung ke partai-partai koalisi keumatan yang didukung HRS," kata dia kepada Republika.co.id, Jumat (20/7).
Slamet melanjutkan, bila Kapitra bergabung dengan parpol yang didukung HRS, bisa berjuang bersama bagaimana menyusun strategi untuk menjadikan HRS sebagai capres. "Jadi bukannya bergabung dengan musuh, ini rasionalnya enggak ketemu," ujar dia.
Kemudian Slamet juga menyinggung keinginan Kapitra mewarnai PDIP dengan nilai-nilai keagamaan yang baik. Slamet memberikan perumpamaan, jika ada kolam berwarna merah, secangkir gelas air susu tidak akan mampu memutihkan kolam tersebut.
"Sangat enggak rasional makanya. Yang ada pasti warna susunya akan terbawa warna merah. Kecuali Kapitra bisa ambil kolamnya, itu rasional. Artinya kalau mau berjuang betul, jangan jadi caleg, itu hanya secangkir dari kolam yang begitu besar. Kalau mau berjuang, ambil PDIP-nya, jadi ketumnya, sekjennya. Itu rasional," katanya.
Sebelumnya, Kapitra menyatakan siap menjadi caleg dari PDIP tapi ia menetapkan beberapa kriteria yang perlu dikonfirmasi terlebih dulu kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Jika PDIP siap memenuhi tiga kriteria itu, dia siap mewarnai PDIP dengan kekuatan agama Islam di parlemen nanti.
"Saya mengajukan tiga kriteria yang kalau tiga kriteria ini disanggupi PDIP saya akan bersedia dijadikan caleg dari PDIP dan mewarnai keislaman di sana," kata Kapitra.
Tiga kriteria yang akan menjadi syarat Kapitra menerima pencalegan PDIP tersebut, pertama Kapitra menegaskan ia harus mewakili keislamannya di PDIP. Kedua lanjut dia, sebagai kelompok mayoritas, umat Islam harus didengar aspirasinya.
Kriteria ketiga, ia berharap PDIP memposisikan dirinya sebagai jembatan kebaikan. "Kalau tiga kriteria ini dipenuhi PDIP, saya siap ikut menerima sebagai caleg PDIP. Jangankan jadi caleg jadi apa pun saya mau," ujarnya.